Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 7

Fara keluar dari rumah sakit bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Karena merayakan dua momen bahagia sekaligus, Kris pun menghabiskan banyak uang dengan memesan hotel yang paling mewah untuk merayakan ulang tahun Fara. Para tamu dibuat terpukau dan iri dengan kemewahan pesta itu. Kris dan teman-temannya juga menyiapkan hadiah ulang tahun untuk Fara. Namun, Fara tidak tertarik. Setelah kejadian tempo hari, Fara sudah tidak lagi memiliki kesan baik terhadap teman-teman Kris. Namun, orang-orang itu malah tidak ambil pusing. Mereka menganggap Fara sedang tidak bersemangat karena baru sembuh dari sakit parah. Tidak lama kemudian, tibalah saatnya memotong kue dan membuat permohonan. Kris memeluk dan menggenggam tangan Fara, lalu bertanya sambil memotong kue. "Fara, hari ini kamu berulang tahun. Apa kamu punya permohonan?" Fara yang dulu pasti akan menggelengkan kepala dan berkata tidak. Bagaimanapun juga, saat itu Fara merasa cukup asalkan Kris mencintainya. Namun, Fara yang sekarang memiliki keinginan yang sangat kuat, yaitu meninggalkan Kris dan tidak pernah melihat pria itu lagi. Fara pun menengadah menatap pria yang sedang balas memandanginya dengan penuh cinta. "Apa kamu mau mengabulkannya seandainya aku punya permohonan?" Kris sontak tertegun, lalu tersenyum dengan lebih lembut. "Tentu saja." Fara balas tersenyum, tetapi senyumannya itu hanya sebatas formalitas. "Kalau gitu, aku punya tiga permintaan." "Oke," jawab Kris sambil tersenyum dengan penuh cinta. "Beri tahu aku apa saja, biar aku yang kabulkan." Fara pun berbalik badan dan mengeluarkan selembar kertas putih dari dalam tasnya. "Pertama, aku mau kamu menandatangani kertas kosong ini." Napas semua orang sontak terkesiap. Mereka semua tahu bahwa dengan status mereka, hal yang paling tabu adalah menandatangani selembar kertas kosong. Karena akibatnya bisa sangat mengerikan apabila dimanfaatkan oleh orang jahat. Mana mungkin Kris yang terkenal sangat hati-hati itu akan menandatanganinya? Kecuali dia orang gila. Di luar dugaan semua orang, Kris justru tersenyum dengan penuh kasih sayang dan langsung menandatangani kertas putih yang Fara sodorkan itu. "Sudah, Sayang." Fara memegang kertas itu erat-erat sambil menghela napas dengan lega. Karena Kris sudah tanda tangan, itu berarti dia bisa mengurus perceraiannya dengan Kris. Mulai sekarang, Fara tidak punya hubungan apa-apa lagi dengan Kris. Binar bahagia di mata Fara membuat suasana hati Kris pun ikut membaik. "Nah, Sayang, apa permintaanmu yang kedua?" Fara pun mengangkat pandangannya dan menatap para tamu di depannya. Mereka juga balas menatapnya, ada yang kaget dan ada yang iri. Satu-satunya tatapan yang begitu kentara berasal dari Aleya yang berdiri tidak jauh di sana. Wanita itu sedang menatap Fara dengan lekat, ekspresinya terlihat jelas merasa cemburu .... Namun, tatapan Fara melewati mereka semua dan memandang kosong ke kejauhan, seolah-olah dia sedang memandangi negara asing tempat tinggalnya di masa depan. Fara pun tersenyum sambil berkata, "Kedua, aku mau kamu mentransfer semua saham Grup Husan padaku!" Ucapan Fara itu sontak membuat para tamu yang hadir menjadi gempar! Saham perusahaan Kris bernilai ratusan triliun. Sesayang apa pun Kris pada istrinya, Kris tidak mungkin mentransfer semuanya kepada Fara! Nyatanya, Kris segera memanggil pengacaranya. Dia menyuruh tim pengacaranya untuk mentransfer semua sahamnya menjadi atas nama Fara. Tidak ada sepersen saham pun yang tertinggal. Fara memandangi dokumen elektronik pada layar ponselnya terkait transfer saham yang sudah ditandatangani dan dicap dengan senang. Begitu dia menjual semua saham ini, dia tidak perlu khawatir akan biaya hidupnya di luar negeri. Bahkan semua uang ini pasti cukup membiayai hidupnya sampai sepuluh turunan! Kris pun memeluk Fara dengan penuh kasih sayang. "Sayang, aku sudah nggak punya apa-apa lagi sekarang. Aku sama seperti pekerja lain di luar sana demi kamu. Jadi, kamu nggak boleh meninggalkanku." Fara pun mengatupkan bibirnya dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba ada yang berseru dengan kaget dari tengah kerumunan. "Gawat! Ada yang pingsan!" Kris refleks memandang ke arah sumber suara. Ternyata Aleya yang pingsan. Ekspresi Kris sontak berubah. Dia hendak bergegas melangkah maju, tetapi untung saja akal sehatnya masih bekerja. Dia pun berbalik badan dan menatap Fara. "Fara, aku bawa Aleya ke rumah sakit dulu. Kamu bersenang-senang saja dulu di sini, nanti sampaikan permintaan terakhirmu melalui pesan." "Sudah nggak ada." "Apa?" tanya Kris karena dia tidak mendengar dengan jelas. Namun, Fara menggelengkan kepalanya. "Bukan apa-apa, kamu pergilah." Fara tersenyum menatap punggung Kris yang bergegas pergi sambil menggendong Aleya. Fara tidak membutuhkan bantuan Kris untuk mengabulkan permohonannya yang ketiga. Karena permohonan ketiga Fara adalah meninggalkan Kris. Dan Fara bisa melakukannya tiga hari lagi.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.