Bab 194
Di ruang rawat inap.
Arman tidak tahu apa yang tengah dipikirkan dan dirasakan oleh Marsha saat ini.
Dokter membantu mengganti kain perban dan jahitan Arman. Kemudian, Arman bersandar di atas tempat tidur. Tatapan matanya menerawang jauh ke atas langit biru yang cerah di luar sana.
Pikiran Arman sedikit melayang.
"Masih mikirin Marsha?"
Setelah dokter pergi, Cassia kembali masuk ke ruang rawat inap.
"Bu Cassia belum pergi?"
Arman menoleh dan menatap Cassia dengan heran.
"Kenapa? Kamu nggak suka aku di sini?"
Cassia mengangkat alisnya. Dia terlihat tidak senang.
"Tentu saja bukan begitu."
Arman tersenyum dan berkata, "Aku hanya penasaran. Biasanya aku sering membuat Bu Cassia marah. Apa Bu Cassia nggak merasa bosan tinggal di sini dan melihatku sepanjang hari?"
"Jengkel. Tentu saja aku merasa jengkel!"
Cassia mengerucutkan bibir merahnya dan berkata. "Aku benar-benar kesal melihatmu ada di Akademi Militer ini!"
“Tapi, sekarang, melihatmu terluka seperti ini dan ditinggalkan oleh Marsha,

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link