Bab 193
Pada saat yang bersamaan.
Di Hotel Alesar.
Di kamar VIP.
Marsha tengah berdiri di depan jendela kaca setinggi langit-langit. Dia memandangi lalu lintas yang ramai di luar jendela. Wajahnya tampak muram.
Vani yang berdiri di belakangnya, melaporkan dengan serius, "Nona, Paman Haris sudah keluar dari bahaya yang mengancam nyawanya. Arman ... Arman juga sudah sadar dari komanya. Nggak ada masalah serius untuk saat ini."
"Dia sudah sadar?"
Mendengar hal tersebut, tampak sedikit kelembutan melintas di mata Marsha yang dingin dan indah itu.
"Benar, Nona. Apa Nona ingin menemuinya?"
Vani bertanya pada Marsha.
"Nggak usah."
Marsha menggelengkan kepalanya. Kesedihan melintas di matanya.
"Tapi ... kalau Nona nggak pergi menemuinya, kurasa Arman akan salah paham pada Nona."
Vani berpikir sejenak. Akhirnya dia memutuskan untuk tetap menyampaikannya kepada Marsha.
Sebelumnya, Vani juga sangat membenci Arman.
Akan tetapi, setelah melalui beberapa kejadian, terutama ketika Arman tanpa ragu mengorbank

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link