Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 4

Valery menatap kotak perhiasan yang tiba-tiba muncul di ruang dimensinya. Di dalamnya benar-benar ada emas! Kalung emas! Gelang emas dan cincin emas! Totalnya sepertinya ada sekitar 40-50 gram! Berapa harga emas sekarang? Valery segera membuka ponselnya untuk memeriksa. Harga emas sudah mencapai 1,2 juta per gram! Belakangan ini, harga emas terus meningkat! Ponselnya yang usang sebenarnya sudah seharusnya diganti sejak lama. Ponsel itu sering macet dan hampir tidak bisa digunakan lagi. Selama ini, keluarganya mendukungnya untuk kuliah, yang biayanya tidak murah. Orang tuanya adalah petani, jadi setiap sen yang dihasilkan adalah hasil dari kerja keras mereka di ladang. Setelah lulus, dia bekerja dengan jam kerja 9 pagi sampai 9 malam, 6 hari seminggu. Gajinya hanya cukup untuk sewa dan kebutuhan sehari-hari. Pada akhirnya, dia tidak tahan dengan tekanan itu dan memilih untuk pulang. Dia masih ingat dengan jelas saat dia menelepon ibunya dengan suara serak untuk mengatakan kalau dia ingin pulang. Saat itu dia merasa sangat cemas, tetapi ibunya, Yassie, justru terdengar sangat bersemangat dan berkata, "Pulanglah! Rumah ini selalu menjadi rumahmu!" Saat ini, Valery melihat kotak perhiasan emas di tangannya. Kalau ditotal, semua ini pasti lebih dari 50 gram! Valery mengganti pakaiannya, turun ke bawah, dan pergi keluar. Saat itu, orang tuanya masih bekerja di ladang, hanya neneknya yang ada di rumah. Erna yang tubuhnya sudah membungkuk karena usia memandang Valery yang melaju dengan sepeda listriknya, keluar rumah dengan tergesa-gesa. Tidak lama kemudian, beberapa nenek lain datang mendekati Erna. "Bukannya cucumu tinggal di kota besar? Kenapa tiba-tiba dia pulang?" "Aku sebenarnya ingin mengenalkan cucumu dengan seorang pria! Dia bekerja di kabupaten, punya lima asuransi dan satu dana pensiun, penampilannya juga rapi, dan punya rumah di kabupaten!" kata seorang nenek berpakaian kain bermotif bunga merah. Semua orang tahu kalau keluarga Greyson hanya punya satu anak perempuan, jadi siapa pun yang menikahinya akan mendapatkan seluruh warisan keluarga. Keluarga Greyson punya tanah pekarangan dan lahan pertanian. Namun, karena keluarga Greyson tidak punya anak laki-laki, mereka sering menjadi bahan ejekan di desa. "Sulit sekali menyekolahkannya hingga ke universitas, tapi dia malah pulang padahal baru bekerja di kota besar selama setengah tahun!" Erna langsung merasa marah setiap kali mengingat hal itu. "Anak perempuan nggak seperti anak laki-laki yang bisa bertahan di kota besar. Mungkin dia nggak sanggup lagi. Lagian menikah muda juga nggak buruk, 'kan?" Seorang nenek lain ikut mendukung. Erna berpikir, kalau Valery menikah muda, tanah pekarangan keluarganya tidak akan dibawa ke keluarga pria! Dia tidak mau tanah itu jatuh ke tangan orang luar, apalagi diberikan kepada para keponakannya. "Kalau gadis itu pulang nanti, aku akan menyuruhnya pergi kencan buta!" "Di desa ini, anak-anak perempuan seusianya sudah punya anak kecil yang bisa membeli kecap! Kamu harus mendorong cucumu agar cepat menikah." Salah satu alasan Valery tidak mau pulang adalah karena orang-orang di desa suka berbicara buruk di belakang. Namun, orang tuanya adalah satu-satunya dukungan terbesar baginya untuk pulang. Banyak orang di desa mengejek keluarga Greyson, tetapi orang tua Valery selalu melindunginya sejak kecil! Valery mengendarai sepeda listriknya menuju kabupaten. Perjalanan dari desa ke kabupaten memakan waktu sekitar 40 menit. Sesampainya di sana, dia langsung menuju toko emas terbesar di kabupaten. Kemudian, dia menjual seluruh kotak perhiasan emas yang dia bawa. "Kalau menjual emas, harganya pasti lebih rendah," kata seorang wanita penjaga toko. "Tapi gaya emas ini cukup unik. Kenapa kamu ingin menjualnya?" Perhiasan itu berasal dari dimensi lain sehingga desainnya memang terlihat sangat unik di dunia ini. Valery tiba-tiba terpikir, kalau dijual secara online, apa harganya akan lebih tinggi? Namun, saat ini, dia sangat membutuhkan uang, jadi dia harus menjualnya dulu untuk membeli beberapa peralatan. Setidaknya, dia perlu membeli komputer dan mengganti ponselnya. "Sekarang aku lagi kesulitan uang! Perhiasan ini aku beli dengan harga tinggi di kota besar," kata Valery dengan tenang. Wanita pemilik toko itu mengambil kalkulator dan tersenyum saat menghitung. "Harga emas sekarang adalah 1,2 juta per gram, itu sudah harga standar nasional. Harga jual adalah 1 juta per gram. Tapi karena desain perhiasanmu bagus, aku akan memberimu 1,1 juta per gram." Valery tahu, harga jual pasti akan lebih rendah daripada harga beli. "Oke!" Valery mengangguk setuju. Dia berencana membeli lebih banyak makanan karena ruang dimensinya dari dimensi lain akan terus mencarikannya emas lagi nanti. Bos wanita itu menunjukkan kalkulator kepada Valery dan berkata, "Totalnya adalah 55 gram, kalau dikali 1,1 juta, totalnya adalah 60,5 juta. Kamu mau pakai GoPay atau ShopeePay?" "ShopeePay saja!" Kalau uangnya ditaruh di ShopeePay, setidaknya masih bisa mendapatkan bunga. "ShopeePay menerima 60,5 juta." Valery melihat angka di layar ponselnya dengan sangat senang. Jantungnya berdebar dengan kencang. Selama ini, saldo ShopeePay-nya paling banyak hanya mencapai beberapa juta saja. Sekarang tiba-tiba melonjak hingga puluhan juta! Namun, Valery tidak melupakan hal yang paling penting. Dia segera membeli persediaan untuk Michael di dimensi lain. Dia pergi ke supermarket untuk membeli mi instan, panci, biskuit, air mineral, dan juga pergi ke apotek untuk membeli beberapa obat. Dia mencari tempat yang sepi dan memasukkan semua barang yang baru dibelinya ke dalam ruang dimensinya. Saldo tabungannya telah terpakai hingga sepertiganya. Tanpa buang waktu, dia melanjutkan perjalanan ke mal besar di kabupaten itu dan membeli tiga ponsel. Dia membeli satu untuk dirinya sendiri dan dua lagi untuk orang tuanya. Orang tuanya selama ini hanya menggunakan ponsel zaman dulu untuk orang tua yang sinyalnya sering kali bermasalah. Sekarang, Valery mengganti semuanya dengan ponsel pintar. Setelah itu, dia juga membeli pakaian dan sepatu baru untuk orang tua serta nenek dan kakeknya dari pihak ibunya. Valery juga membeli sebuah komputer untuk digunakan bekerja dan menggambar. Komputer itu dilengkapi dengan layanan pengiriman karena Valery merasa tidak mungkin membawa pulang semuanya hanya dengan sepeda listriknya. Setelah semuanya selesai, waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Valery mampir ke restoran kecil di kabupaten itu untuk makan mi dan membeli ayam goreng. Kring, kring. Ponsel Valery berdering. Dia melihat layar ponselnya dan ternyata itu adalah panggilan dari Yassie. "Valery, kamu di mana? Kenapa belum pulang makan? Ibu sudah memasakkan daging untukmu," kata Yassie dengan suara lembut. "Aku di kabupaten, Bu. Aku akan segera pulang!" Setelah menutup telepon, Valery memandangi barang-barang yang telah dia beli hari ini dengan sangat senang. Rasanya sangat menyenangkan bisa punya uang untuk dibelanjakan! Saat Valery kembali ke rumah, waktu sudah menunjukkan pukul tiga atau empat sore. Di ujung desa, beberapa nenek sedang berkumpul. Seperti biasanya, mereka membicarakan berbagai gosip dari rumah tangga tetangga. "Itu 'kan putri keluarga Greyson. Kok bawa pulang banyak barang begitu?" "Benar-benar boros! Siapa yang menikahi dia pasti harus siap menanggung semua pengeluarannya!" "Anak perempuan yang pulang dari kota besar memang berbeda." Tidak lama kemudian, mereka melihat putri keluarga Sirius dari rumah sebelah pulang dengan mengendarai mobil kecil. Pembicaraan mereka pun langsung berganti topik baru. "Itu 'kan putri keluarga Sirius. Sekarang sudah punya mobil kecil!" "Dia menikah dengan orang kota. Katanya mereka membuka restoran kecil dan bisnisnya lumayan sukses!" Sementara itu, Valery mengendarai sepeda listriknya yang hampir kehabisan daya. Sebenarnya, tadi siang dia sudah mengisi daya di kabupaten. Valery berpikir kalau nanti dia punya lebih banyak uang, dia ingin membeli sebuah mobil. Namun, dia harus belajar mengemudi dan membuat SIM dulu. Dia ingin orang tuanya juga ikut belajar mengemudi dan membuat SIM. Sesampainya di rumah, Valery membawa banyak kantong belanjaan besar ke dalam halaman rumahnya. Saat itu, Yassie sedang memberi makan ayam, sedangkan Henry sedang memotong kayu. "Valery, kenapa kamu baru pulang sekarang? Ibu sudah menyiapkan makanan untukmu di dalam rumah!" kata Yassie dengan nada gembira begitu melihat Valery pulang. Namun, matanya langsung tertuju pada banyaknya barang yang dibawa Valery. Dia segera berjalan mendekat untuk membantu membawa barang-barang itu sambil bertanya, "Kamu ini dari mana saja? Kok beli barang sebanyak ini?"

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.