Bab 3
"Ruang dimensiku nggak jadi lebih besar, ah!" kata Valery dengan nada yang agak kecewa.
"Itu pasti karena energinya nggak cukup! Kamu perlu lebih banyak menyerap energi."
"Aku akan membantumu membunuh zombi untuk mendapatkan lebih banyak kristal energi," kata Michael lagi.
Meski ruang dimensinya tidak membesar, Valery memang merasa tubuhnya lebih bertenaga meski tidak sarapan.
Selain itu, saat melihat dirinya di cermin lemari pakaian, lingkaran hitam di bawah matanya tampak berkurang?
Apa ini punya fungsi memutihkan kulit?
Namun, baunya terlalu menyengat!
Mengingat hal itu, Valery merasa Michael sudah memberikan kristal energi padanya, jadi dia merasa perlu menyiapkan sarapan untuknya sebagai balasan!
Valery segera turun ke lantai bawah dan berlari ke dapur. Pada waktu ini, kedua orang tuanya sudah pergi bekerja di ladang.
Untungnya, masih ada sarapan yang ditinggalkan untuknya di panci, beberapa bakpao besar yang masih hangat.
Bakpao itu diisi dengan daging ayam dari ternak sendiri dan rasanya sangat lezat. Valery menyimpan satu untuk dirinya sendiri, lalu memasukkan dua bakpao besar itu ke dalam ruang dimensinya.
Selain itu, ada beras, tepung, dan minyak. Kalau semua itu diambil sekaligus, saat orang tuanya menyadarinya, mereka mungkin akan mengira rumah mereka dimasuki pencuri.
Michael berpikir untuk masuk ke kota dan mencari toko, tetapi karena hari sudah gelap, dia harus segera mencari tempat yang aman. Dia memilih sebuah kawasan pemukiman, berharap menemukan barang-barang berharga di rumah-rumah penduduk.
Waktu di dimensi Michael dan Valery berlawanan. Siang di tempat Valery adalah malam di tempat Michael.
Seolah ada perbedaan dimensi.
Michael dan Luke akhirnya menemukan sebuah apartemen tua yang rusak. Mereka berhasil membunuh dua zombi meski luka di punggung Michael hampir kembali terbuka.
Mereka bersembunyi di salah satu unit apartemen. Ruangan itu penuh dengan debu dan sarang laba-laba merambat di dindingnya.
Ada mayat zombi yang membusuk di dalamnya, tetapi mereka sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu.
Malam tiba dengan diam-diam dan zombi mulai bergerak lebih aktif.
Suara jeritan dan erangan zombi bergema di luar, sementara Michael sedang melangkahi mayat dan mengambil kalung emas dari tubuh mayat itu.
"Kak Michael! Buat apa Kakak ambil kalung emas yang usang itu?" Luke bertanya dengan nada tidak paham.
Apa gunanya emas ini?
Meski dilempar di depan wajahnya, dia tidak akan repot-repot mengambilnya!
Tidak lama kemudian, Luke melihat Michael masuk ke kamar tidur seolah sedang mencari sesuatu.
"Luke, biasanya barang-barang berharga disimpan di mana?"
"Berharga? Apa gunanya uang!" Luke menatap Michael dengan bingung. Uang tidak bisa dimakan!
Itu tidak ada gunanya!
Dia merasa kalau Kak Michael sedang tidak waras.
Kalau yang dicari adalah makanan, itu baru masuk akal.
Luke langsung menuju dapur. Seperti yang sudah diduga, semua makanan di sana sudah busuk. Saat dia membuka kulkas, bau busuk langsung menyebar dan dia bahkan menemukan beberapa tikus mutasi mati di dalamnya.
Luke mengerutkan dahi. Rumah ini bahkan tidak membeli makanan kalengan yang bisa bertahan lama.
Di sisi lain, Michael mengeluarkan sebuah bakpao besar dari ruang dimensinya. Itu adalah bakpao yang baru saja dimasukkan oleh Valery.
Bakpao itu masih hangat dan baru saja diambil dari panci.
Luke mencium aroma harum bakpao itu dan langsung menghampiri.
Luke menelan ludah, matanya melotot besar, tetapi itu masih tidak bisa menggambarkan betapa terkejutnya dia. Dia benar-benar sangat terkejut.
"Menurutmu barang berharga biasanya disimpan di mana?"
Luke menelan air liurnya. Dia melihat Michael sedang menggigit bakpao yang mengeluarkan aroma daging yang menggugah selera.
Otaknya sudah tidak bisa berpikir. Dari mana Michael mendapatkan bakpao itu?
"Ini baru saja aku beli dengan kristal energi," kata Michael.
"Di mana belinya? Aku juga mau beli!" Luke berseru dengan penuh semangat.
Di zaman seperti ini, siapa yang sebodoh itu?
Menukar makanan dengan uang yang tidak berguna?
Apa mereka kehilangan akal sehatnya?
Dibeli dengan uang, 'kan?
Kebanyakan orang pasti menyimpan uang di lemari, 'kan?
Luke mulai bergerak. Dia harus menemukan emas!
Dulu dia merasa kesal saat menginjak benda ini dan langsung menendangnya.
Sekarang dia langsung membongkar lemari hanya untuk menemukan sepotong emas.
"Keluarga ini nggak semiskin ini, 'kan?"
Setelah membongkar lemari, dia menemukan sebuah kotak perhiasan berisi gelang, cincin, dan kalung emas. Mungkin ini adalah set perhiasan pernikahan?
"Ini, Bos! Bisa nggak kasih aku satu bakpao? Aku hampir mati kelaparan!"
"Sekarang, kalau Bos kasih aku makan bakpao, aku bahkan rela mati setelah itu!"
Dia sudah tidak bisa lagi mengingat rasa makanan enak karena kelaparan yang berkepanjangan.
Di dunia ini, kelaparan hingga tidak makan selama beberapa hari adalah hal yang biasa.
Michael tidak terlalu pelit. Dia dan Luke adalah sahabat yang sudah melalui hidup dan mati bersama, dan sekarang juga saling mendukung di tengah dunia kiamat.
Michael mengeluarkan satu bakpao lagi dari ruang dimensi. Valery memang hanya memasukkan dua bakpao tadi.
Michael menyimpan semua emas yang baru saja ditemukan ke dalam ruang dimensi dan Valery di sisi lain juga pasti bisa langsung menerimanya.
Luke mengambil bakpao itu meski tangannya tidak terlalu bersih, lalu mencium aroma bakpao itu.
Kedua matanya sudah memerah!
"Ini bakpao! Bakpao daging besar! Aku nggak sedang berhalusinasi, 'kan?" Mata Luke memerah. Ini sudah sangat lama!
Sudah berapa lama dia tidak memakan makanan normal!
Saat Luke baru saja akan menggigit bakpao itu, tiba-tiba dia teringat anaknya masih makan makanan kedaluwarsa yang berjamur di markas, sementara istrinya bahkan memakan kulit pohon.
Dia menelan ludah dengan susah payah dan menekan keinginan makannya yang kuat.
"Aku harus membawa ini pulang untuk anakku," kata Luke dengan hati-hati memegang bakpao itu, seolah-olah benda itu adalah harta karun. Dia mulai berpikir bagaimana cara membungkusnya dengan sesuatu yang sangat aman.
Dia mendekatkan hidungnya ke bakpao itu, menghirup aroma harumnya berkali-kali saja sudah cukup baginya!
"Kamu makan saja! Selama kita menemukan emas atau barang berharga, kita akan mendapatkan makanan seperti ini," kata Michael dengan yakin.
Gadis di dimensi itu tidak punya uang, tetapi bisa membeli makanan. Sementara di dunia ini, tidak ada makanan dan air, tetapi emas berserakan di mana-mana.
Selama ada cukup barang untuk ditukar, semuanya menjadi mungkin.
Entah gadis itu mendengar nasihatnya atau tidak, apa dia sudah menyerap kristal energi?
"Cari! Kita pergi ke mal besok, di sana ada toko emas! Kita ambil semua!" Luke sekarang terlihat sangat bersemangat seolah-olah baru saja disuntik hormon penyemangat.
Michael menggelengkan kepala. Ruang dimensinya terlalu kecil, jadi tidak bisa menampung terlalu banyak barang.
"Makanlah! Akan ada lebih banyak makanan nanti!" kata Michael.
"Serius bakal ada lebih banyak bakpao daging besar seperti ini?" Luke masih merasa sangat sayang untuk memakannya.
Sangat menyayangkannya!
Ini adalah bakpao daging besar!
Di zaman sekarang, siapa yang masih bisa makan daging?
Semua hewan sudah bermutasi, daging mereka berubah kehijauan dan beracun!
"Akan ada makanan seperti mi bakso, bebek panggang, dan nasi putih!" kata Michael sambil mengingat suara gadis yang lembut itu.
"Jangan bicara lagi, aku merasa air liurku sudah menetes di mana-mana!"
"Sekarang aku cuma ingin segera keluar! Cari emas." Meski Luke tidak tahu kekuatan super apa yang dimiliki Michael, makanan ada di depan matanya, jadi buat apa terlalu banyak bertanya?
Di dunia kiamat ini, semua orang sudah mulai mengembangkan kekuatan super mereka masing-masing, hanya Michael yang belum, tetapi kekuatannya sudah luar biasa!
Sebagai mantan prajurit elite, kemampuan bertarung Michael bukan main-main.
Namun, meski banyak yang punya kekuatan super, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa mengubah makanan!
"Di luar sudah gelap, zombi menjadi lebih aktif. Sedikit suara saja bisa menarik perhatian mereka. Kalau kita keluar sekarang, itu sama saja bunuh diri," kata Michael tanpa emosi.
Mendengar itu, Luke menekan hasratnya untuk segera keluar mencari emas.
Bakpao daging besar yang dia makan itu seolah membuka selera makannya!
Dia ingin makan lagi!
Dia sangat ingin makan lagi!
Pria pada dasarnya punya nafsu makan yang besar, ditambah lagi dengan kondisi tubuh mereka yang telah bermutasi di dunia kiamat ini, tubuh membutuhkan lebih banyak energi, tetapi tidak ada makanan!
Makin lapar, kondisi fisik mereka akan makin memburuk.
"Kita punya harapan, 'kan? Dengan adanya makanan dan air, anak-anak, dan kita semua pasti bisa bertahan hidup, 'kan?"