Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 11

Isabel benar-benar tertegun. Merayu? Enak saja! "Sayangnya, aku nggak termasuk orang-orang bodoh itu. Jangan harap taktikmu mempan padaku." "Aku ...." Isabel hendak memaki. Namun, Kalia tiba-tiba masuk sambil membawa obat. "Kak Cedric." "Eh, astaga, sepertinya aku salah momen, ya! Kalian lanjutkan saja!" Cedric adalah tipe pria penyendiri dan tidak suka aneh-aneh. Bahkan saat kalah dalam permainan "jujur atau ditantang" pun, Cedric selalu lebih rela menenggak alkohol sebagai hukuman. Dia juga tidak mau bermesraan di depan umum. Kenapa hari ini Cedric jadi semanis ini? Apa matahari habis terbit dari barat? Kalia pun berbalik badan dan berjalan pergi. Saat itulah Isabel baru menyadari betapa ambigunya posisi mereka. Dia bergegas menjauh dari pelukan Cedric dan berseru dengan kikuk. "Nggak, nggak, dia memelukku karena aku nyaris terjatuh! Kami nggak punya hubungan apa-apa!" Justru Kate bisa membuat Cedric tidak berkutik dengan memeluk pria itu. Kalia pun menyahut sambil tersenyum, "Kak Kate nggak usah malu. Kak Cedric itu bukan tipe pria romantis, jadi memang harus Kak Kate yang gerak lebih dulu. Semangat, ya!" Isabel sontak terdiam. Apa pria satu ini tidak paham bahasa manusia? Tunggu, "Kak Kate"? "Aku bukan tunangannya!" Ekspresi Kalia sontak berubah. Dia menatap ekspresi Isabel yang tegas dan agak kesal itu, lalu tertegun sebentar sebelum akhirnya berjalan mendekat dengan takut. "Kak Kate nggak apa-apa, 'kan? Kakak ingat nggak Kakak nggak sengaja tertabrak mobil saat lagi berlari di aspal? Sebenarnya juga bukan tertabrak benaran, hanya tergores saja. Kakak pingsan karena syok. Begitu melihat kalau yang tertabrak itu Kakak, aku langsung menelepon Kak Cedric. Apa Kakak jangan-jangan hilang ingatan?" "Ya ampun, aku harus bagaimana kalau Kak Kate hilang ingatan!" Isabel sontak terdiam. Dia akhirnya mengerti. Pria inilah yang menabraknya dan dia mengenalinya sebagai Kate! Jika begitu, kemungkinan Cedric salah paham. Pria itu berkata kasar seperti tadi karena mengira Isabel sengaja muncul di hadapannya. Ya ampun, kesalahpahaman macam apa ini! Isabel pun menoleh ke arah Cedric. "Temanmu ini yang menabrakku dan membawaku kembali. Kukira kamu doang yang buta, ternyata temanmu sama butanya!" Intinya, Isabel tidak mungkin berniat merayu Cedric! Ekspresi Cedric pun sontak menjadi dingin. Bisa-bisanya Isabel mengatai-ngatainya dan temannya bahwa mereka semua buta? "Kamu yakin nggak sengaja menabrakkan diri buat memeras si penabrak?" cibir Cedric. "Memangnya dia benar-benar menabrakmu? Bagaimana kalau kita cek saja rekaman CCTV?" Isabel sontak terdiam. Dia memang berlari keluar dengan panik karena takut dikejar oleh Denis. Memang benar dia yang tidak hati-hati, tetapi siapa juga yang sengaja menabrakkan diri buat memeras si penabrak? "Aku memang yang nggak hati-hati. Kalau aku sengaja, harusnya aku minta kalian bayar ganti rugi. Tapi, sudahlah. Aku nggak mau berdebat dengan orang buta. Nih, buat bayar pendaftaran. Kusarankan kalian segera periksakan mata kalian ke dokter mata. Sudah, ya. Jangan sampai kita bertemu lagi!" Isabel mengambil tas dari lemari di sebelahnya, lalu mengeluarkan selembar uang 20 ribu dan meletakkannya di atas meja, kemudian berjalan pergi dengan tertatih. Cedric sontak terdiam. Begitu pula dengan Kalia. Wah, wanita satu itu tangguh sekali! Semua orang sudah seharusnya memperlakukan Cedric dengan hormat, tetapi dia malah berani menentang Cedric. Isabel sendiri tidak peduli siapa Cedric. Pokoknya, dia membenci pria itu! Dia harusnya bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi dan menjadi orang yang hebat, lalu pacaran dengan Fendi, menikah dan memiliki anak, pokoknya menjalani kehidupan biasa yang membahagiakan. Sayangnya, kejadian malam itu mengubah hidupnya 180 derajat. Semua orang jadi mencacinya sebagai wanita jalang yang hamil di luar nikah. Dia bahkan tidak berhak lagi menyukai Fendi. Sekarang, ibu angkatnya juga menjualnya kepada pria tua macam Denis. Isabel tidak ingin bertemu Cedric lagi! Tepat pada saat itu, suara seorang anak kecil pun terdengar. "Jangan pergi ...." Isabel refleks menundukkan kepalanya dan tercengang!

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.