Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 9

Mereka semua mengusirnya karena tidak suka dengan kehadirannya. Windy merasa lucu. Tatapannya yang dingin melintasi wajah Lisa, Debby dan Fendi satu per satu, lalu dengan kuat menarik lengannya yang ramping dari tangan Hendry. Kemudian dia tersenyum sambil berkata, "Baiklah, aku akan pergi." Kalian harus ingat kalau kalian yang mengusirku! Windy berbalik dan pergi. Namun, tidak lama kemudian Windy kembali lagi. Dia mengangkat tangannya dan menyelipkan sehelai rambut ke belakang telinga sambil berkata, "Pak Hendry, apa kamu tahu kenapa aku datang ke Rumah Sakit Tradisional hari ini?" Hendry melihat wajahnya yang putih dan lembut seperti sayap kupu-kupu. Di atasnya terdapat lapisan bulu halus yang begitu lembut dan dapat menambah kecantikannya. Hendry menatapnya dengan ekspresi dingin, tidak tertarik sama sekali. "Windy, kalau kamu terus bertingkah seperti ini, akan membuat orang lain jenuh," kata Hendry. Windy tiba-tiba melangkah maju dan tersenyum sambil berkata kepadanya, "Aku datang untuk mencarikan Dokter Tradisional untukmu." Setelah itu, Windy mengeluarkan sebuah kartu kecil dan memberikannya kepada Hendry, lalu berkata, "Ini untukmu." Hendry menunduk dan melihat, sebuah kartu kecil yang menguning itu sangat mirip dengan yang diselipkan orang dari celah pintu. Di kartu ada tulisan: Dokter Tradisional, ahli dalam mengobati segala masalah ketidaksuburan. Nomor kontak: 138XXXX8888. Wajah Tampan Hendry yang tenang tiba-tiba berubah menjadi canggung. Dia hanya bisa terdiam. Windy meletakkan kartu kecil itu di saku jasnya sambil berkata, "Debby sakit nggak berarti Pak Hendry sehat. Sebaiknya kalian semua berobat sama-sama." Setelah itu, Windy langsung pergi. Tangan Hendry tiba-tiba mengepal. Dia menyadari bahwa wanita ini selalu punya cara untuk membuatnya marah! Saat ini, Debby berkata, "Hendry, lupakan saja, nggak perlu berdebat dengan Windy. Dia nggak layak untuk kita membuang waktu." Lisa mengangguk dan berkata, "Benar. Kenapa Dokter W belum datang?" Kini semua orang menjadi gugup setelah mendengar nama Dokter W. Dokter W adalah harapan Debby. Hendry menundukkan kepala dan melihat jam tangan di pergelangan tangannya. Waktu yang dijanjikan sudah berlalu dan Dokter W masih belum datang. Kini seorang petugas medis masuk dan berkata, "Pak Hendry." Tatapan Debby, Fendi dan Lisa bersinar. Lalu mereka berkata, "Apa Dokter W sudah datang?" Petugas medis melihat Hendry dan berkata, "Pak Hendry, Dokter W sudah datang." Apa? Hendry melihat ke luar dan dia tidak melihat orang lain. Dia hanya melihat sosok yang ramping dan itu adalah Windy. Windy berbelok dan menghilang begitu saja. Hendry mengerutkan keningnya dan berkata, "Aku nggak melihat Dokter W." "Dokter W datang dan langsung pergi," kata petugas medis. "Kenapa?" tanya Debby. Ekspresi Debby, Fendi dan Lisa berubah drastis dan berkata, "Kenapa Dokter W pergi? Dia belum obati Debby." Petugas medis berkata sambil meminta maaf, "Maaf, Dokter W nggak akan mengobati Bu Debby lagi." Wajah cantik Debby tiba-tiba berubah menjadi pucat. Dokter W bahkan tidak ingin mengobatinya! Kenapa? Kebahagiaan yang baru saja dirasakan, kini dipadamkan oleh air dingin. Semua orang terkejut. "Kenapa Dokter W nggak mau mengobatiku? Kenapa?" ujar Debby merasa hancur. Fendi dan Lisa segera memeluk Debby dan menghiburnya dengan lembut, "Jangan sedih, Debby, kami akan mencari cara untuk mengundang Dokter W lagi. Kamu pasti akan sembuh." Wajah Tampan Hendry tiba-tiba menjadi marah. Dia melihat koridor yang kosong, dingin dan berbahaya. Windy keluar dari rumah sakit dan kini seseorang memanggilnya, "Windy." Langkah Windy berhenti dan dia menoleh. Itu Lisa. Lisa mengejarnya. Lisa menghampiri Windy dan berkata, "Windy, ini untukmu." Windy melihat sejenak dan itu adalah selembar cek sebesar 40 juta. "Windy, Pak Hendry nggak suka padamu, jadi jangan mengganggunya lagi. Tolong kembalikan Pak Hendry kepada adikmu. Kenapa kamu nggak mau mengalah untuk adikmu? Segera bercerai dengan Pak Hendry, lalu ambil uang ini untuk tinggal di desa," ujar Lisa. Windy merasa lucu. Jika bukan karena dia diam-diam melakukan tes DNA Lisa dan Debby, dia juga akan berpikir bahwa Debby adalah anak kandungnya. Sayangnya tidak seperti itu. Dia hanya ibu tiri Debby. Namun, Lisa hanya mencintai Debby dan tidak mencintai dirinya yang sebagai anak kandungnya. Windy tahu bahwa Lisa terpesona dengan Fendi, jadi dia harus mencintai semua yang berkaitan dengannya. Windy melihat Lisa dengan matanya yang cantik dan berkata, "Apa posisi Nyonya Tjuara hanya bernilai sebanyak ini? Atau aku hanya bernilai segini di hatimu?" Lisa tertegun sejenak dan segera menjelaskan, "Windy, Ibu juga demi kebaikanmu. Tempat ini nggak cocok untukmu ... " Ibu? Panggilan asing ini membuat Windy tertawa. Lalu dia berkata, "Kamu sudah pernah mengirimku ke desa, sekarang bahkan ingin mengirimku untuk kedua kalinya. Kamu benar-benar Ibuku yang sangat baik!" Windy tidak melihatnya lagi dan pergi dengan taksi. Di dalam taksi. Windy duduk di kursi belakang. Dia mengeluarkan sepotong permen susu dari tasnya, perlahan-lahan membuka bungkusan dan memasukkan permen susu itu ke dalam mulutnya. Sopir di kursi pengemudi melihat gadis ini melalui cermin spion. Gadis ini mengenakan gaun dan memiliki temperamen yang anggun. Itu merupakan aura yang dipancarkan dari orang hebat. Namun, setelah diperhatikan secara saksama, kulit putihnya sangat transparan, tubuh di balik gaun juga sangat ramping, seolah-olah bisa patah dengan sekali sentuhan. Sopir itu juga memiliki putri sebesar Windy. Jadi dia tersenyum dan berkata, "Gadis kecil, apa kamu sangat suka makan permen?" Windy mengangkat kepala, angin sejuk di luar jendela mengembus rambutnya ke wajahnya. Dia tersenyum lembut dan berkata, "Ya, permen membuat kita nggak merasa pahit lagi." Lisa terpaku di tempat. Dia melihat Windy pergi dengan mobil. Saat ini, seseorang datang menghampirinya dan berkata, "Bu Lisa." Lisa menoleh dan melihat Dokter Jimmy dari Rumah Sakit Tradisional. Lisa segera menghampirinya dan berkata, "Halo, Dokter Jimmy, jaringan pertemananmu paling luas, apa ada cara untuk meminta Dokter W untuk memeriksa kesehatan putriku, Debby?" "Bu Lisa, kebetulan aku kenal Dokter W, aku bisa bantu kamu," ujar Jimmy. "Benarkah? Terima kasih, Dokter Jimmy," ujar Lisa sangat senang. Saat ini Dokter Jimmy melihat ke arah di mana Windy menghilang. Senyuman jahat perlahan muncul di balik jas putihnya. "Bu Lisa, apa itu putri sulungmu yang baru pulang dari desa? Nggak sangka putrimu secantik ini. Bahkan tadi aku mengira aku melihat dewi dari langit," ujar Dokter Jimmy. Senyuman di wajah Lisa menghilang dan berubah menjadi tenang dan tak acuh.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.