Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 10

Vila keluarga Chandra. Saat malam hari, Lisa duduk di sofa ruang tamu dengan mengenakan gaun tidur sutra sambil menunggu Fendi. Lisa merupakan wanita yang sangat cantik di masa mudanya. Wendi sangat mencintainya dan memanjakannya hingga tidak pernah membiarkannya bekerja. Kemudian dia menikah lagi dengan Fendi yang mewarisi usaha dan perusahaan Wendi. Fendi bahkan mengembangkan bisnisnya menjadi semakin besar. Setelah itu, Lisa pun menjadi wanita kaya, selama bertahun-tahun dia sangat memperhatikan perawatan dirinya, sehingga sekarang dia masih tampak begitu terpesona. Saat ini, pintu vila dibuka oleh pelayan. Fendi pulang. Lisa segera menunjukkan senyuman gembira untuk menyambutnya. Melepaskan jas yang dikenakannya sambil berkata, "Sayang, kenapa kamu pulang begitu larut?" Berbeda dengan Wendi yang jujur dan pendiam. Fendi yang tampan dan menawan sejak muda, kini setelah menjadi bos di perusahaan, pesonanya semakin bertambah, sehingga membuat Lisa semakin tergila-gila. "Aku ada pertemuan malam ini," ujar Fendi. Lisa tiba-tiba mencium aroma parfum di jas Fendi. Dia tidak asing dengan aroma parfum itu, pemiliknya adalah Cindy, sekretaris yang baru dia rekrut. Lisa berkata dengan marah, "Sayang, apa kamu pergi dengan Cindy?" Fendi mengerutkan keningnya dan berkata dengan tidak senang, "Lisa, kenapa kamu mulai curiga seperti itu lagi? Dokter W nggak mau mengobati Debby, dia sangat sedih. Kalau kamu ada waktu, tolong hibur dia! Aku lelah, ingin istirahat ke atas!" Fendi ingin naik ke atas. Lisa tiba-tiba berkata, "Aku punya cara untuk mengundang Dokter W." Langkah Fendi berhenti sejenak, lalu segera menghampirinya. Dia mengulurkan tangannya dan merangkul bahu Lisa sambil berkata, "Lisa, kamu hebat sekali, nggak pernah buatku kecewa. Lisa, aku sayang kamu." Fendi sangat pandai merayu wanita. Dia telah memuaskan sentimen wanita cantik yang terpancar dari dalam diri Lisa. Lisa bersandar di pelukan Fendi, menatapnya dengan manja dan berkata, "Satu syaratku, kamu harus pecat Cindy!" "Nggak masalah, aku akan memecatnya besok," ujar Fendi. Setelah itu, Fendi langsung mengangkat Lisa. Tubuh Lisa lemas dan berkata dengan tatapan terpesona, "Bukankah tadi kamu bilang lelah?" Gaun tidur Lisa terbuka dan memperlihatkan pakaian renda seksi di dalamnya. Kini Fendi berkata dengan nakal, "Siapa yang bisa menahan diri melihatmu yang begitu menggoda?" "Kamu jahat," ujar Lisa sambil memukulnya dengan manja. "Kamu nggak suka?" ujar Fendi sambil tertawa nakal. Keesokan harinya. Windy menerima telepon dari Lisa. "Windy, kali terakhir di rumah sakit adalah kesalahan Ibu. Ibu telah menyiapkan berbagai makanan kesukaanmu, kamu pulang, ya." Lisa berkata seperti seorang ibu yang sangat penyayang. Sofia di dapur mengintip dan berkata, "Windy, jangan pergi. Dia hanya penjilat Fendi, sudah tua masih mengharapkan cinta. Nggak bisa ditolong lagi." "Aku nggak punya waktu," kata Windy tak acuh. Ketika dia ingin menutup telepon, Lisa segera berkata, "Windy, ketika kamu lahir, ayahmu menguburkan sebotol anggur tradisional untukmu dan akan diminum ketika kamu sudah besar. Aku sudah mengeluarkan anggur itu, cepatlah pulang." Bulu mata Windy yang panjang sedikit bergetar. Lisa tahu bagaimana memanfaatkan kelemahannya. Windy tiba di vila keluarga Chandra. Fendi dan Debby tidak ada di rumah. Lisa benar-benar menyiapkan hidangan yang lezat dan di atas meja juga ada sebotol anggur tradisional. Tulisan 'anggur tradisional' itu ditulis oleh ayahnya langsung. Terlihat jelek karena pendidikan ayahnya tidak tinggi. Namun, ayahnya mencari nafka mulai dari nol, tidak seperti Fendi yang sudah menjadi mahasiswa pada masa itu. Windy perlahan menyentuh tulisan 'anggur tradisional' itu dengan jarinya. Dia juga pernah memiliki masa kecil yang bahagia. Orang yang paling dicintai ayahnya adalah Windy. Lisa sangat senang hari ini. Wajahnya tampak begitu merah merona dan penuh senyuman. Dia membuka anggur tradisional dan menuangkan dua gelas, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk Windy. "Windy, kita bersulang," ujar Lisa. Windy menatap Lisa dan bertanya dengan suara dingin, "Bagaimana sebenarnya kematian ayahku waktu itu?" Pertanyaan ini membuat tangan Lisa bergetar dan hampir saja minuman di dalam gelas tumpah. Lisa sedikit mengalihkan pandangannya dan berkata, "Windy, ayahmu itu ... meninggal karena sakit. Kamu juga nggak akan mengerti karena kamu bukan dokter!" Windy tersenyum dingin dan menghabiskan segelas anggur itu dengan perlahan. Dia akan tahu alasan ayahnya meninggal. Windy meletakkan gelas kosong dan berkata, "Aku masih ada urusan lain. Aku pergi dulu." Ketika Windy bangkit dan ingin pergi, tetapi kini Jimmy muncul dan menghampirinya. "Siapa kamu?" tanya Windy sambil mengernyitkan alisnya. Jimmy sudah memasuki usia paruh baya. Meskipun penampilannya terlihat sangat berwibawa, dia memandang Windy dari atas ke bawah dengan tatapan genit dan senyuman tidak senonoh. Lisa meletakkan gelasnya dan berkata, "Windy, dia adalah Dokter Jimmy dari Rumah Sakit Tradisional. Dia kenal Dokter W, jadi dia bisa meminta Dokter W untuk mengobati Debby." Windy melihat Jimmy. Dia kenal Dokter W? Hehe. Windy tersenyum dan berkata, "Jadi?" Lisa tidak lagi berpura-pura menjadi seorang ibu yang penuh kasih sayang. "Windy, kamu tidur dengan Dokter Jimmy satu kali, Debby pasti bisa diselamatkan." Demi menyelamatkan Debby, ibunya malah memintanya untuk tidur dengan pria tak dikenal? Ternyata ini adalah alasan Lisa memanggilnya pulang. Saat ini Windy merasa tubuhnya lemas dan panas. Ada sesuatu yang tidak beres. Windy melihat botol anggur tradisional itu. Dia baru sadar ternyata Lisa memberi obat di anggurnya. Apa lagi yang tidak bisa dilakukan oleh ibunya? Mata Windy yang putih dan bersih perlahan-lahan menjadi merah. Dia menatap Lisa dengan penuh kekecewaan. Windy tidak tahu kesalahan apa yang dia buat. Kenapa dia tidak pernah dicintai? Lisa menghindari tatapannya. Dia berbalik dan berkata, "Dokter Jimmy, kuserahkan dia kepadamu." Jimmy menggosok-gosok tangannya dengan semangat. Dia langsung menerkam Windy dan berkata, "Ayolah gadis kecil, aku ingin tahu bagaimana reaksimu di atas ranjang!" Lisa telah pergi. Begitu Lisa pergi, Jimmy terjatuh ke lantai dan pingsan. Pipi Windy merah seperti terbakar. Obat yang diberikan Lisa sangat kuat. Dia meraba ke pinggangnya dan ingin mengambil jarum perak. Namun, pinggangnya kosong. Sialan, jarum peraknya jatuh di vila. Windy hanya bisa dengan cepat pergi ke vila. Sejak dia pindah dari sini, dia belum pernah kembali. Dia masuk ke kamar utama untuk mencari jarum perak, tetapi tidak menemukannya lagi. Mungkin Bibi Wanda membuangnya saat merapikan barang-barang. Windy tidak bisa minum alkohol. Kini efek dari anggur tradisional mulai terasa, kepalanya sedikit pusing dan akal sehat yang sedang dia tahan juga terus dihantam oleh aura panas di dalam tubuhnya. Saat ini terdengar suara langkah kaki dari luar pintu. Seseorang telah pulang. Hendry pulang? Mata Windy bersinar. Hendry membuka pintu dan masuk. Sosok tubuh yang panas dan lembut seperti tidak bertulang langsung terjatuh ke pelukannya.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.