Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 10 Memberi Hadiah

Tidak lama kemudian. Sambil tertawa, Ivan berkata, "Kamu benar-benar nggak segan sama sekali padaku." Clara memang jujur padanya, tetapi di balik kejujurannya, ada niat tersembunyi. Ivan tahu akan hal itu, tetapi dia tidak mau mengatakannya. Clara merasa malu. Dia menunduk dan bergumam pelan, "Kalau Pak Ivan keberatan juga nggak apa-apa, aku akan cari cara lain." Dia tidak bisa menebak isi pikiran Ivan. Saat hampir menyerah, dia tiba-tiba mendengar suara Ivan di dekat telinganya. "Aku akan suruh Hasan mengantarmu ke sana nanti malam." Mendengar itu, Clara merasa sangat senang. Clara mengangkat kepalanya dan menatap Ivan dengan mata berbinar. "Terima kasih, Pak Ivan." Memandang ekspresi istrinya, Ivan menunjukkan senyum lembut yang tidak begitu tampak. ... Di Grup Arjuna. Saat melihat Ivan sudah kembali ke kantor, Hasan mengangkat beberapa dokumen sambil berjalan mengikuti Ivan dari belakang. "Pak Ivan, ini adalah ringkasan proposal terbaru dari departemen proyek. Ada dua dokumen yang butuh tanda tangan Anda segera." "Selain itu, setengah jam lagi, Anda ada jadwal konferensi melalui telepon dengan Grup KG dari Negara Nagos." Ivan masuk ruangan tanpa mengatakan sepatah kata pun. Ivan melepas kancing jasnya, kemudian duduk di kursi. Hasan langsung menyodorkan dokumen yang perlu ditandatangani Ivan. Setelah selesai tanda tangan dokumen, Ivan tiba-tiba bertanya dengan lembut. "Hadiah pertama apa yang cocok kuberikan untuk seorang gadis?" Mendengar itu, Hasan terkejut sekali. "Hadiah? Untuk siapa?" "Untuk ... " Ivan terdiam sejenak, kemudian dia menjawab, "Untuk istriku." "Hah!!!" Jawaban Ivan membuat Hasan terkejut. Hasan tampak sukar memercayai apa yang dia dengar barusan. "Pak Ivan, Anda sudah menikah ... dengan Nona Clara?" Ivan mengangguk. Hasan menarik napas dalam-dalam. Ini ... Hasan langsung berpikir dengan serius, kemudian menjawab, "Karena ini hadiah untuk Bu Clara, perhiasan adalah pilihan yang tepat." Mendengar jawaban Hasan, Ivan merenungkannya. Setelah hening sejenak, Ivan bertanya, "Apa cincin berlian yang kubeli di tempat lelang masih ada?" "Masih ada." "Nanti berikan padaku." "Baik." Sebelum Hasan pergi, Ivan memanggilnya lagi. "Malam ini, istriku diajak Joshua pergi ke Bar Neoma. Suruh beberapa pengawal untuk melindunginya." Hasan tersenyum penuh makna. Hasan segera menjawab, "Baik." Malam harinya. Clara datang ke Bar Neoma sesuai janji dengan diikuti oleh Hasan dan beberapa pengawal. Di dalam ruangan nomor 888, dekorasi ruangan sangat mewah dan memukau di bawah sinar lampu. Joshua duduk di sofa empuk sambil menyilangkan kaki. Dia memeluk seorang gadis yang memakai pakaian seksi sambil menggoyangkan gelas. Saat Clara masuk ke ruangan, Joshua menatapnya seperti melihat mangsa. "Wah, Nona Clara sudah datang." Joshua menggodanya dengan tersenyum licik. "Apa yang akan Nona Clara lakukan sebagai permintaan maaf kepadaku? Kalau aku nggak melihat ketulusanmu, aku nggak terima permintaan maafmu." Clara tidak menjawab apa-apa dan hanya tersenyum. Melihat Clara hanya diam saja, Joshua masih terus menggodanya. "Bagaimana kalau kamu minum anggur ini, lalu layani aku. Kalau pelayananmu memuaskan, aku akan lupakan kejadian semalam." Sambil berbicara, Joshua makin tertawa lebar. Setelah itu, Hasan dan beberapa pengawal menerobos masuk. Para wanita yang tadinya menemani Joshua pun menjadi ketakutan dan segera meninggalkan ruangan. Joshua yang awalnya sombong, sekarang dia menjadi ketakutan saat melihat kemunculan Hasan. Joshua tidak lagi sombong. Dia menurunkan kakinya, lalu bertanya dengan sopan. "Pak ... Pak Hasan, kenapa Anda di sini?" Hasan menjawab dengan nada dingin, "Joshua, beraninya kamu kurang ajar kepada istri bos kami!" "Istri ... istri bos?" Joshua tampak terkejut. Joshua memandang ke sekitar, akhirnya pandangannya tertuju pada Clara, satu-satunya wanita di dalam ruangan itu. Clara menatapnya dengan dingin. Joshua sukar memercayainya. "Maksudnya ... dia adalah ... " "Dia adalah istri Pak Ivan." Hasan menjawab dengan tegas. Joshua terkejut setengah mati. Yang ada di pikiran Joshua saat ini. "Tamatlah riwayatku!" Semua orang di Kota Seroja tahu bahwa siapa pun yang menyinggung Ivan, akan menerima konsekuensi berat. Apalagi sekarang yang dia ganggu adalah istri Ivan. Joshua tidak menyangka, ternyata Clara adalah istri Ivan! Kali ini, dia berada dalam masalah besar.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.