Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 9 Dia Istriku, Clara Lesmana

Mereka berdua masuk ke dalam Firma Hukum Nova. Bryan Pratama, pengacara yang mengurus wasiat Kakek Rio, sudah menunggu di depan meja resepsionis. Meskipun Bryan sudah memasuki umur paruh baya, dia masih memiliki mata yang tajam dan terlihat profesional. Melihat Bryan, Clara langsung menyapa dengan sopan, "Halo, Pak Bryan." Bryan mengangguk. Lalu, dia melirik ke arah Ivan dan dia terkejut. "Ivan?" Sambil tersenyum, Ivan menyapa dengan sopan, "Om Bryan." Bryan menatap Ivan dan Clara secara bergantian sebelum akhirnya pandangannya tertuju pada Ivan. Bryan bertanya, "Tumben kamu datang ke sini?" "Menemani istri mengurus warisan." Ivan tidak menghindar, sebaliknya dia menjawab dengan santai. Mendengar jawabannya, Bryan makin terkejut. "Istri?" Ivan mengangguk, kemudian dia memeluk pinggang Clara. Ivan memperkenalkan istrinya. "Dia istriku, Clara Lesmana." Bryan mengalihkan pandangan ke arah Clara dan meminta konfirmasinya. "Jadi ... dia suamimu?" Clara mengangguk sambil tersenyum. "Kapan kalian menikah?" tanya Bryan lagi. Ivan menjawab, "Barusan." Mendengar itu, Bryan tidak bisa menahan tawa. "Baiklah. Ayo, kita lanjut mengobrol di dalam." Ivan memeluk Clara, kemudian mereka berdua mengikuti Bryan masuk ke ruang rapat. Bryan duduk berhadapan dengan Clara dan Ivan. Ekspresi Bryan berubah serius dan bersikap profesional. Dengan tegas, Bryan berkata, "Pertama, tunjukkan surat nikah kalian." Clara dan Ivan mengeluarkan surat nikah mereka. Sambil memeriksa surat nikah, Bryan menjelaskan, "Ini termasuk prosedur kami, aku nggak ada maksud lain." Clara mengangguk. "Baiklah." Melihat surat nikah mereka, Bryan tidak bisa menahan diri untuk berkomentar, "Aku nggak menyangka kamu sudah menikah. Kamu pintar cari istri." Ivan menyunggingkan senyum dan menjawab, "Ya, kami berjodoh." Clara yang duduk di samping juga ikut tersenyum. Setelah Bryan memastikan berkas lengkap dan tidak bermasalah, dia mengeluarkan wasiat yang dibuat Kakek Rio semasa hidupnya. "Nona Clara, kamu sekarang sudah memenuhi syarat untuk menerima warisan." "Sesuai surat wasiat yang dibuat oleh Pak Rio, kamu berhak mewarisi 18% saham Grup Lesmana. Selain itu, vila Graha Permata juga akan dialihkan atas namamu." Setelah membacakan surat wasiat, Bryan menyerahkan dokumen kepada Clara." "Silakan diperiksa dulu, kemudian tanda tangan agar surat wasiat ini bisa berlaku dan diproses." Clara melihat ke arah tumpukan dokumen dengan perasaan campur aduk. Setelah terdiam sejenak, Clara menandatangani semua dokumen itu. Setelah proses tanda tangan selesai, Bryan menjelaskan lagi, "Mengenai surat wasiat Pak Rio lainnya, baru bisa dibacakan setelah kamu berumur 25 tahun, yaitu setengah tahun lagi." "Beberapa hari lalu, paman dan bibimu mengungkit masalah wasiat. Sepertinya, mereka sudah nggak sabar. Kamu harus hati-hati, ya." Sambil berbicara, Bryan memandang ke arah Ivan dengan tatapan penuh makna. "Jangan takut, ada Ivan di sampingmu. Dia pasti melindungimu." Clara diam-diam menatap Ivan yang duduk di sampingnya. Ivan tidak membalas tatapan Clara. Ekspresi Ivan tidak berubah, dia masih acuh tak acuh seperti biasanya. Ivan memang tidak pernah menunjukkan perasaannya. Oleh karena itu, dia tidak bisa menilai suasana hati Ivan dari penampilan luarnya. Clara berpikir, "Apa benar Ivan akan melindungiku?" Kemungkinan besar, pria itu akan melindunginya. Bagaimanapun juga, mereka berdua bekerja sama untuk mendapatkan tujuan masing-masing. Setelah urusan warisan beres, Ivan dan Clara meninggalkan Firma Hukum Nova. Sinar matahari di luar sangat terik, tetapi tidak bisa menghilangkan beban dalam hati Clara. Meskipun dia berhasil mendapatkan saham Grup Lesmana, masih ada ganjalan di hatinya. Ivan menatap Clara dari samping. Saat mengingat pengalaman buruk Clara di masa lalu, tatapan Ivan menjadi melembut. "Apa ada masalah lain?" Pertanyaan Ivan barusan membuyarkan lamunan Clara. "Hah?" Melihat Clara tidak fokus mendengarkan, Ivan tidak marah. Sebaliknya, Ivan mengulangi pertanyaannya dengan sabar. "Apa ada masalah lain yang butuh bantuanku?" Clara terdiam sejenak. Saat mengingat kejadian semalam, Clara menjawab, "Ada." "Masalah apa?" "Bolehkah ... Pak Ivan melindungiku malam ini?" Sambil menatap Ivan, Clara bertanya dengan hati-hati. Ivan tidak langsung menjawab, dia masih ingin mendengarkan penjelasan Clara. Clara menarik napas dalam-dalam, lalu menceritakan yang sejujurnya. "Malam ini, Pak Joshua, Wakil Direktur Grup Mandala mengajakku ke Bar Neoma untuk membahas kontrak kerja sama. Aku takut ... dia menjebakku, jadi aku ingin meminta perlindungan dari Pak Ivan." Clara tahu Ivan pasti sudah menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki kejadian semalam. Jadi, Clara memilih untuk jujur dan berharap Ivan mau membantunya.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.