Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 11 Bersandiwara Harus Totalitas

Clara perlahan maju. Dia mengambil minuman anggur, kemudian dituang di gelas kosong. Dia melakukannya dengan anggun dan penuh ketenangan. Sekarang dia sudah menikah dengan Ivan, tidak ada salahnya dia meminta perlindungan Ivan, 'kan? "Pak Joshua, malam ini aku tulus ingin minta maaf kepadamu. Selain itu, beri Grup Lesmana kesempatan untuk bergabung dalam proyek pembangunan di Kota Ganara." Nada bicaranya tenang dalam menyampaikan tujuan kedatangannya. Joshua yang mendengarkan, wajahnya langsung pucat. "Cla ... bukan, Bu Clara, Bu Clara, maafkan saya! Maafkan saya!" Joshua berguling dari sofa, kemudian berlutut di lantai. "Saya nggak tahu status Anda sebelumnya dan menyinggung Anda. Saya ... nggak tahu Anda adalah istrinya Pak Ivan. Saya mohon, maafkan saya ... " Clara berhenti menuang anggur. Joshua segera mengambil gelas itu. Dahi dan punggungnya berkeringat, nada bicaranya pun bergetar. "Saya janji Grup Lesmana boleh bergabung dalam proyek di Kota Ganara." Setelah itu, Joshua meneguk minuman sampai habis. Clara memperhatikan sambil tersenyum, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Melihat itu, Joshua mengambil botol anggur, lalu meminumnya langsung dari botol. "Bu Clara, ini adalah permintaan maaf saya." Setelah Joshua menghabiskan satu botol, barulah Clara berkata, "Aku masih muda, kesabaranku ada batasnya." Mendengar itu, Joshua menjadi cemas. Dia memandang ke sekitar dan melihat ada banyak pengawal bertubuh kekar dan berwajah garang yang mengelilinginya. Selain itu, ada Hasan berdiri di belakang Clara. Tatapan Hasan sangat tajam. "Bu Clara, maafkan saya." Joshua menampar wajahnya sendiri. Dia berharap dengan cara ini, Clara akan memaafkannya. "Saya bajingan, saya kejam. Kejadian semalam adalah kesalahan saya, nggak seharusnya saya menjebak Bu Clara ... " Dia seharusnya tidak mengungkit kejadian semalam. Saat kejadian semalam diungkit lagi, Clara menjadi teringat kenangan buruk itu lagi. Jika semalam Clara tidak melawan dan memukulnya dengan botol, Clara tidak bisa melarikan diri dan diperkosa oleh Joshua. Jika Clara tidak bertemu dan menikah dengan pria kuat seperti Ivan, Clara tidak akan punya perlindungan kuat seperti sekarang ... Clara juga tidak akan bisa lolos dari jebakan Joshua malam ini. "Kalau malam ini aku nggak bawa pengawal, kalau aku bukan istri Ivan, apa yang akan kamu lakukan padaku?" Clara mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Saat ini, dia merasakan amarah yang sulit dia kendalikan. "Pasti sudah banyak gadis yang kamu celakai selama ini." Mendengar itu, Joshua menjadi panik. "Nggak, nggak, saya janji nggak akan mengulangi lagi." "Bu Clara, saya mohon, maafkan saya kali ini ... " Clara tersenyum sinis dan berkata dengan tatapan penuh kebencian, "Sifatmu ini nggak mungkin bisa diubah." Joshua terus bersujud dan memohon. "Bu Clara, saya mengaku salah, maafkan saya ... " Pada saat ini, Hasan tiba-tiba menerima pesan di ponsel. Setelah membaca isi pesan itu, Hasan mendekati Clara dan berkata, "Bu Clara, sudah malam, sebaiknya Anda pulang. Biarkan kami yang mengurus orang ini." "Oke." Saat Clara keluar dari ruangan, masih terdengar suara Joshua yang terus memohon. Hingga pintu ruangan tertutup, barulah suara pria itu teredam. Dengan tatapan tajam, Clara menunjukkan senyuman sinis. Begitu keluar dari Bar Neoma, Clara melihat ada sebuah mobil Cayenne berwarna hitam parkir di depan pintu. Ada seseorang di dalam mobil itu membuka kaca jendela. Terlihat wajah tampan Ivan di dalam mobil itu. "Pak Ivan?" Ivan meliriknya dengan tenang, lalu berkata, "Masuk ke mobil." Mendengar itu, Clara pun mengikuti perintahnya tanpa ragu. Clara mendekati mobil, kemudian membuka pintu belakang mobil dan masuk ke dalam. Setelah masuk ke mobil, Clara tidak bisa menahan penasarannya, jadi dia bertanya, "Kok Pak Ivan bisa ada di sini?" "Kebetulan lewat." Jawaban Ivan singkat dan terkesan dingin. Clara tidak mempermasalahkannya, dia hanya bergumam pelan, "Kukira Pak Ivan menemuiku karena ada urusan." Mendengar kata-kata Clara, Ivan menelan ludah. Pria itu berdeham, kemudian berkata dengan suara pelan, "Sebenarnya, memang ada yang ingin kubicarakan denganmu." Sambil memiringkan badan, Clara bertanya, "Ada masalah apa?" "Karena kita berdua sepakat saling membantu dan demi meyakinkan nenekku, aku ingin kamu pindah ke rumahku." Mendengar permintaannya, Clara terkejut. "Kami tinggal serumah?" "Itu artinya, aku akan tinggal bersamanya setiap hari!" pikir Clara. "Tapi aku ... " "Kalau sandiwara, harus totalitas." Ivan menoleh sedikit. Pria itu menatap Clara sambil bertanya, "Bu Clara, jangan bilang kamu mau lepas tangan?" Clara menggerakkan bibirnya, tetapi dia tidak bisa membantah Ivan. Akhirnya, Clara setuju. "Aku mau pindah ke rumahmu, tapi boleh pindah besok, nggak?" Ivan mengangguk, pria itu setuju dengan permintaan istrinya. "Besok aku akan menyuruh sopirku menjemputmu di rumah Keluarga Lesmana." "Oke." "Satu lagi, besok lusa ada acara perjamuan keluarga. Aku ingin kamu menemaniku ikut perjamuan itu. Di acara perjamuan itu, aku akan mengumumkan pernikahan kita." Ivan terdiam sejenak. Tatapan mata pria itu berubah serius. Ivan menjelaskan lagi, "Masalah internal Keluarga Sanjaya sangat rumit, persiapkan mentalmu. Jangan biarkan mereka melihat titik kelemahanmu." Setelah mendengar penjelasannya, Clara mengangguk. "Ya, aku mengerti."

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.