Bab 4 Mulai Hari Ini, Aku dan Keluarga Jarvis Putus Hubungan Selamanya!
"Ah, soal itu masih bisa didiskusikan," kata Erin pada Keluarga Jarvis. Kemudian, dia menoleh ke arah Ivana, lalu bertanya, "Apa yang barusan kamu katakan?"
"Pinjamkan penamu sebentar, aku akan menandatangani kontraknya!" ulang Ivana dengan nada tenang.
Semua anggota Keluarga Jarvis menatap ke arahnya.
Mereka ingin bertanya, "Apa kamu benar-benar akan menandatangani kontrak semudah itu? Apa kamu sudah membacanya dengan teliti?"
"Silakan," ujar Erin sambil menyerahkan pena pada Ivana.
Sebenarnya, Erin juga merasa sedikit terkejut dengan sikap tegas Ivana.
Meskipun sekarang Ivana hanya artis tanpa nama, dia baru saja menyelesaikan syuting film Denis. Begitu film itu tayang, namanya pasti akan langsung terkenal. Bukankah seharusnya Ivana menegosiasikan harga?
Biasanya pihak tim acara akan menawarkan bayaran awal yang agak rendah, lalu menunggu tamu menaikkan harganya.
Selain itu, dalam kontrak awal biasanya juga ada banyak syarat yang cukup ketat!
Mungkin karena Ivana masih muda, belum memiliki manajer, jadi dia belum memahami hal-hal seperti ini.
Bahkan dia tidak membaca kontraknya dengan serius.
Terlebih lagi, jika dibandingkan dengan Olivia yang duduk di seberang meja, Ivana terlihat terlalu gegabah. Bisa dibilang dia adalah orang yang sembrono!
Jika sampai Ivana bertemu dengan orang jahat, dia mungkin tidak akan sadar sudah dijual!
Ivana menerima pena dari Erin, lalu langsung menandatangani kontrak tanpa ragu.
"Ivana, jangan buru-buru menandatanganinya. Biar aku meminta bantuan pengacara kami untuk memeriksa kontraknya dulu." Kevin akhirnya tidak tahan, langsung angkat bicara setelah beberapa detik ragu.
Ivana mengangkat kepalanya, menatap Kevin seolah dia adalah orang gila. Kemudian, dia menunduk lagi sambil berkata dengan nada dingin, "Memangnya apa hubunganku dengan keluarga kalian? Kenapa harus menggunakan pengacara kalian?"
Kevin tak bisa membalas.
Bahkan Lucy dan dua orang lainnya pun terdiam.
Ivana mendongak, melirik mereka berempat dengan tatapan mengejek, lalu menyerahkan kontrak serta pena kembali ke Erin.
Erin segera membuka kontraknya, mengagumi tanda tangan Ivana yang indah dan penuh gaya, lalu memastikan bahwa semua bagian penting sudah ditandatangani.
"Ivana, kami membutuhkan dua salinan fotokopi kartu identitasmu juga. Apa kamu membawanya?" tanya Erin.
Ivana sedikit terkejut, lalu dengan nada menyesal berkata, "Maaf, kartu identitas dan ponselku ...."
Sebenarnya Ivana ingin mengatakan "hilang", tetapi sudut matanya sempat menangkap ekspresi tidak senang serta kesal dari Keluarga Jarvis. Jadi, dia mengubah ucapannya, "Semuanya terbakar. Nanti setelah aku mengurus yang baru, aku akan mengirimkannya padamu."
Ivana merasa Keluarga Jarvis benar-benar konyol. Dia yang menjadi korban saja tidak banyak bicara, tetapi mereka malah memasang wajah seolah mereka adalah korbannya. Seolah-olah Ivana yang mengurung mereka dalam mobil yang terbakar, membakar mereka hidup-hidup!
Terutama Lucy, tatapannya ke arah Ivana seperti sedang menatap pria bajingan yang tidak tahu diri!
"Baiklah, nggak masalah," kata Erin segera, tanpa bertanya lebih lanjut.
Bagaimanapun juga, Ivana sudah cukup kooperatif, kenapa Erin masih harus mempersulitnya?
"Kalau nggak ada urusan lainnya, aku akan pergi dulu," ucap Ivana sambil bangkit berdiri.
"Baiklah, nanti aku akan menyuruh orang mengirimkan jadwal syuting padamu," balas Erin.
"Baiklah." Ivana mengangguk, langsung melangkah keluar dari kafe.
Finley yang duduk paling pinggir ragu sejenak, lalu bangkit untuk mengejar Ivana keluar.
"Ivana!" seru Finley yang menyusulnya ke luar kafe.
"Enyah!" balas Ivana tanpa menoleh sedikit pun.
Finley berlari dengan cepat, lalu mengadang Ivana di depan.
"Kenapa kamu nggak pulang kalau kamu baik-baik saja? Apa kamu nggak tahu kalau kami mengira kamu ... kamu .... Apa kamu tahu betapa sedih dan bersalahnya kami? Mata Ibu sampai bengkak karena menangis!" Finley menuduh Ivana dengan nada tinggi.
Sudut bibir Ivana terangkat, memperlihatkan senyuman sinis. "Kalau kalian benar-benar sesedih itu, kenapa butuh waktu lebih dari sehari semalam? Kalau bukan karena ditelepon polisi, kalian bahkan sudah lupa aku pernah ada, 'kan?"
"Apakah kalian akan mengatakan pada polisi bahwa aku hanya seorang pembantu?"
"Ini baru berapa hari, tapi kalian sudah datang ke sini dengan penuh semangat untuk mengurus kontrak Olivia."
"Bagaimana kamu bisa mengetahui semua itu?" Finley tercengang, lalu wajahnya langsung dipenuhi kemarahan. "Jadi, kamu memang keluar dari mobil dan kembali ke rumah, ya? Kamu sengaja bersembunyi agar kami merasa bersalah! Apa kamu puas sekarang? Kami setiap hari diinterogasi polisi, dihantui rasa bersalah! Apa kamu bahagia sekarang?"
"Kamu benar-benar punya hati yang dingin dan jahat. Kapan kamu bisa belajar menjadi orang sederhana seperti Olivia?"
Ivana tertawa. "Nama belakangku adalah Torin, aku nggak bisa meniru Keluarga Jarvis yang suka 'mengorbankan keluarga demi kebenaran'. Aku nggak bisa menjadi seperti Olivia yang munafik. Suka merebut milik orang lain, tapi bersikap sok suci!"
Wajah Finley seakan hampir meledak karena amarah. Namun, perkataan Ivana tentang "mengorbankan keluarga demi kebenaran" jelas menyindir Lucy yang menutup pintu mobil saat itu.
Finley takut Ivana akan mulai bicara omong kosong sekarang, jadi dia tidak berani membalas ucapannya.
Namun, Finley tetap tidak bisa menerimanya. Dia berujar, "Apa kami nggak boleh melakukan hal lain meski kami sedang bersedih?"
"Coba kita ubah saja. Kalau Olivia yang dibakar sampai mati, atau kalian mengira dia terbakar sampai mati, apa kalian masih berminat untuk datang ke sini dan membantuku mengurus kontrak?" ejek Ivana.
Finley terdiam.
"Finley, kembalilah dan beri tahu pada keluargamu. Mulai hari ini, aku memutuskan hubungan dengan Keluarga Jarvis selamanya. Kita akan berjalan di jalan masing-masing. Kalau bertemu lagi, anggap saja kita orang asing!" ucap Ivana dengan wajah tegas. Nadanya dingin seperti es berusia ribuan tahun.