Bab 9 Pria yang Menawan
Zayn tercengang, lalu dia berkata dengan marah, "Baiklah. Ayo putus hubungan! Nanti kamu jangan menyesal, ya! Kamu berkata seolah-olah kami ingin sekali kamu pulang! Semenjak kamu datang ke rumah kami, kamu sendiri hitung sudah berapa banyak masalah yang terjadi?!"
Awalnya Zayn merasa bersalah. Namun, dia melihat Diana baik-baik saja sekarang, sedangkan mereka telah merasa bersalah sangat lama. Jadi, tentu saja mereka merasa tidak senang.
Sebenarnya, ketika dia melihat Diana baik-baik saja tadi, dia sudah merasa kesal.
Diana jelas tidak apa-apa, tapi dia malah tidak mengabari mereka. Dia sengaja membuat orang gelisah dan khawatir.
"Zayn!" tegur George di belakang.
Zayn mendongak, lalu melihat kakaknya, George, sedang menghampirinya.
Sedangkan Diana tidak peduli. Dia melewati Zayn dan pergi.
"Diana, tunggu!" George mempercepat langkahnya.
Diana ragu sejenak sebelum dia menoleh. Dia melihat George yang berjalan mendekat dengan sinis.
Awalnya dia ingin lari. Lagi pula, tidak akan ada yang bisa mengejarnya kalau dia berlari.
Akan tetapi, dia berpikir dia tidak bersalah kepada siapa pun. Jadi, kenapa dia harus lari? Itu seperti dia yang berutang kepada Keluarga Wistoria.
"Diana, ikut aku masuk dan duduk sebentar. Setelah kami selesai membahas kontrak, mari kita pulang bersama. Kalau ada apa-apa, kita bisa membicarakannya di rumah. Lalu, lebih baik minta pengacara untuk melihat kontrakmu," ujar George dengan ekspresi serius dan nada tegas. Dia seperti bos yang sudah terbiasa memberi perintah.
Diana membelalakkan matanya. Tiba-tiba dia ingin tertawa, tapi kemudian dia sungguh tertawa. "Tuan Muda George, kamu nggak mengira setelah kalian mengurungku di dalam mobil yang sedang terbakar dan membiarkanku ...." Kalimatnya terputus, di hanya melanjutkan dalam hati, 'Terbakar hidup-hidup ....'
"Aku masih akan pulang ke rumah kalian untuk melayani kalian, menjadi pembantu kalian dan asisten Hazel, 'kan? Kalian kira aku apa? Apa aku ini orang yang nggak bisa sakit hati, marah dan merasa benci?"
Pada akhirnya, Diana tidak mengucapkan kalimat "terbakar hidup-hidup" karena dia masih hidup saat ini. Kalau dia mengatakan itu, orang lain akan menganggapnya sembarangan bicara.
"Kali ini memang salah Ibu, tapi dia juga nggak sengaja. Beberapa hari ini dia sangat sedih ..." bisik George dengan lembut.
Diana mengangkat tangannya agar George berhenti bicara.
"Aku nggak merasa kalian sedih. Mengenai alasannya, aku baru saja memberi tahu Zayn, jadi aku nggak akan banyak bicara lagi. Selain itu, jangan mencari alasan kecuali kalian pernah terbakar." Selesai bicara, Diana langsung pergi.
Bagaimana dia bisa mengharapkan keluarga berdarah dingin ini mengungkapkan rasa bersalah atau penyesalan? Reaksi pertama mereka bahkan menyalahkannya dan mengeluh!
Mereka mengira dia akan pulang bersama mereka dengan senang hati setelah hanya mengatakan "tidak sengaja" dengan mudah.
Meskipun Diana sudah dikejutkan oleh kekejaman dan sikap tidak tahu malu mereka di kehidupan sebelumnya, kali ini dia masih terkejut.
Dia sudah tidak punya harapan pada keluarga ini, tapi keluarga ini masih terus mengecewakannya.
...
"Dokter seperti Tuan Simon sudah bisa menghidupkan kembali orang mati. Nggak ada dokter yang lebih baik daripada dia di dunia ini. Kalau dia bilang sudah nggak bisa disembuhkan, orang itu pasti sudah nggak bisa sembuh." Pada saat ini, Diana yang sedang berjalan mendengar kata-kata ini dari pinggir jalan.
Bisa menghidupkan kembali orang mati?
Di dunia ini ada dokter seperti itu?
Awalnya Diana sedang berjalan, tapi setelah dia mendengar kata-kata itu, dia menoleh ke arah suara itu.
Lalu, wajah yang menawan menarik perhatiannya.
Biasanya kata "menawan" bukan untuk laki-laki, tapi pria di depannya ini hanya dapat dideskripsikan dengan kata "menawan".
Pria itu sedang duduk di dalam mobil mewah berwarna hitam dengan santai sambil melihat ke luar jendela ....
Wajahnya mulus, alis matanya tebal, tapi ekspresinya sangat sinis. Aura yang kuat yang menyebar darinya yang membuat orang tidak berani langsung menatapnya ....
Walaupun Diana telah melihat berbagai macam pria tampan di alam kultivasi, dia harus mengakui pria di depannya tidak lebih buruk dari para pria tampan di alam kultivasi. Termasuk auranya juga.
Bukan itu intinya. Intinya adalah Diana menyadari pria itu memiliki aura berwarna ungu emas, tapi aura itu bercampur dengan warna gelap ....