Bab 10 Aku Bukan Lagi Pembantu Kalian
Pria itu menyadari tatapan Diana, jadi dia juga menoleh ke arah Diana.
Diana merasa dia sedang bertatapan dengan sepasang mata yang dalam dan dingin ....
Lalu, Diana sadar tidak sopan menatap orang seperti ini, jadi dia mengalihkan pandangannya ....
Pria itu juga mengalihkan pandangannya.
"Selagi masih muda, cepat punya anak lagi," kata pria itu kepada ponselnya.
...
Diana sudah mau sampai rumah, tapi dia melupakan satu hal yang sangat penting.
Dia lupa meminta kembali amulet pemberian neneknya yang diambil oleh Hazel.
Saat itu di mobil, entah bagaimana amuletnya keluar dari kerah bajunya dan Hazel melihatnya. Hazel pun langsung mengulurkan tangan. "Eh, apa ini? Tunjukkan padaku."
"Ini amuletku," jawab Diana.
Dia tidak ingin memberikannya kepada Hazel karena ini adalah amulet pemberian neneknya. Dia tidak bisa membiarkan orang lain menyentuhnya dengan mudah.
Alhasil, Inez menjadi tidak senang. "Itu hanya sebuah kalung, 'kan? Tunjukkan saja kepada Hazel. Apa mungkin dia nggak akan mengembalikannya? Aku sudah mengataimu berulang kali, sifat pelitmu itu harus diubah!"
Diana tidak ingin membuat Inez marah, jadi dia menyerahkan amuletnya kepada Hazel.
Setelah itu, Hazel langsung memakainya dan tidak pernah mengembalikannya.
Diana ingin memintanya, tapi dia segan mengatakannya. Dia mengira Hazel akan mengembalikannya nanti.
Saat itu dia memiliki kebiasaan untuk menyenangkan orang Keluarga Wistoria. Dia tidak berani membuat mereka marah. Setelah dipikirkannya sekarang, dia benar-benar bodoh.
Setelah itu, terjadilah kecelakaan mobil.
Kalung itu telah ada di pikirannya selama tiga ratus tahun!
Lain kali dia bertemu dengan Hazel, dia harus memintanya!
Diana diam-diam mengingatkan dirinya sendiri.
...
Kota Lotus, rumah Keluarga Wistoria
Saat Inez dan yang lainnya tiba di rumah, mereka menyadari Jerry dan Caleb juga sudah pulang.
Inez berkata dengan emosional, "Sayang, tebak kami berpapasan dengan siapa di Kota Linden?"
Inez begini emosional karena polisi tidak hanya memperlakukannya sebagai tersangka pembunuhan, tapi suaminya juga sangat kecewa dan kesal padanya. Bahkan beberapa putranya juga mengeluh tentangnya.
Bagaimanapun juga, dia yang menutup pintu mobil dan semuanya terjadi karena dia.
Sekarang Diana masih hidup. Akhirnya nama baik Inez bisa dibersihkan.
"Siapa?" Jerry bahkan tidak mendongak dari korannya. Dia tidak tampak tertarik sedikit pun.
"Kami berpapasan dengan Diana," kata Inez dengan jelas.
Tangan Jerry yang sedang memegang koran langsung membeku, lalu dia segera melihat Inez yang sedang berjalan ke arahnya.
"Siapa? Diana? Kalian melihat Diana?" Jerry takut dia salah dengar.
"Ya, Sayang ...." Inez pun menceritakan hal tadi.
"Lalu, aku dan Zayn mengejarnya. Tapi, sepertinya dia juga sangat membenci kita dan nggak ingin pulang bersama kita," kata George.
"Seharusnya dia mengira aku sengaja." Inez tampak sedih. "Bagaimana dia bisa berpikir seperti itu? Bagaimanapun juga, aku ini ibu ...." Ibu kandungnya.
"Kalian sudah pulang?" Terdengar suara langkah kaki yang cepat. Anak bungsu Keluarga Wistoria, Joseph Wistoria, berlari turun dari lantai atas.
Inez pun langsung menelan kata-kata terakhirnya.
Karena Joseph masih muda dan nakal, mereka takut Joseph tidak bisa menjaga mulutnya. Dia pun tidak diberi tahu identitas Hazel dan Diana yang sebenarnya. Jadi, dia adalah satu-satunya orang yang tidak tahu tentang kebenarannya di rumah.
George memikirkan kata-kata ibunya.
Dia sudah bertanya tentang percakapan Zayn dengan Diana. Dia tahu Diana mengira mereka tidak sedih karena masih bisa menemani Hazel untuk membahas kontrak.
George pun berpikir sejenak. Mungkin mereka benar-benar tampak baik-baik saja.
Mungkin kesalahpahaman ini bukan dibentuk dalam sehari. Mungkin sikap mereka dari dulu telah membuat Diana salah paham dan membuatnya mengira mereka sengaja ingin membunuhnya.
"Omong-omong, di mana Diana? Dua hari ini aku nggak melihatnya. Aku ingin makan masakannya," tanya Joseph sambil menuruni tangga.
Ekspresi orang Keluarga Wistoria menjadi kaku ....
George menjawab, "Diana sudah pulang ke rumahnya karena ada urusan."
"Telepon dia dan minta dia cepat pulang. Sepatu kesayanganku sudah kotor. Dia paling bersih saat mencuci baju dan membersihkan sepatu. Aku baru tenang kalau dia yang mencucinya," ujar Joseph.