Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Vian-Sosok Pria Hangat

"Begitu menurutmu." Erland menyunggingkan bibir misterius seiring mengangkat gelas, menyamakan minuman beralkohol dengan Chloe, "jika kau berlama-lama dengan Chloe mungkin gadis itu akan menjadi sebuah malapetaka." Erland menyimpan gelasnya, "kau coba saja!" Kemudian kesadarannya hilang. Malam ini angin dari balkon villa masuk untuk membangunkan Erland. Dia mencoba mendudukan tubuhnya dengan mata sulit terbuka, pun dahinya berdenyut. "Sayang ...." Dahi itu dipijat lembut, "Sayang ...." Suara Erland sia-sia, Chloe tidak pernah menyahutnya karena gadis ini sedang bersama Vian. "Bagaimana Erland?" tanya Chloe pada temannya Erland. "Masih tidak sadar," jawab Vian. Pria ini menyodorkan sebuah jus rasa buah. "Minumlah, bebas alkohol." Senyuman ramahnya menyertai. "Ternyata ada tempat untuk jus buah di dalam bar ekslusif," canda Chloe terlihat lebih hangat. "Tentu, khusus untukmu, nona, eu ... nyonya!" Tawa ramah diberikan Vian. "Saya tidak suka sebutan nyonya, panggil saja Chloe," ungkap datarnya, kemudian menyeruput sedikit minuman dalam gelas, "oh iya, kenapa kau mengajakku bicara? Kita tidak saling mengenal." "Hahaha, semua pengunjung di bar ini akan mempunyai teman bicara, jika pengunjung itu datang sendiri ...," Vian menjeda kalimatnya, memokuskan tatapannya pada Chloe, "maka, saya akan menemani." Chloe memberikan senyuman sekilas, kemudian menyeruput jusnya lagi. "Chloe," panggil Vian berusaha mejadi teman, "kau mau ke lantai disko denganku?" Sebelum menjawab, Chloe melirik pada grombolan orang yang sedang berjoget. "Tidak, saya tidak pernah datang ke tempat seperti ini. Apalagi berjoget di sana." "Hahaha, tidak mungkin!" Semua wanita yang bersama Erland adalah wanita nakal walau Chloe terlihat berbeda, tapi Vian tidak bisa semudah itu percaya. "Sungguh." Wajah polos Chloe meminta dipercayai oleh lawan bicaranya yang entah siapa, mereka belum berkenalan. Vian memegangi dagunya seiring memerhatikan garis-garis kepolosan di wajah cantik Chloe. "Baiklah, saya percaya. Bagaimana jika di sebelah sana, tidak terlalu ramai." Pria ini menunjuk lantai joget di seberang, memang tempat itu tidak terlalu ramai. Chloe kembali menatap ke arah yang dimaksud Vian, gadis ini berpikir sejenak. "Hm ... tapi sebelumnya saya ingin bertanya, dari mana kau tahu namaku?" "Jangan bercanda, pertanyaan apa itu. Hahaha. Semua orang di pulau ini mengenalmu sebagai istrinya Erland." "Oh ...." Chloe manggut tipis-tipis, kemudian berdiri, "saya tidak bisa berjoget, kau bisa mengajariku?" Jadi, Vian dan Chloe berjoget berhadapan. Vian mengajarkan gerakan dasar tanpa menyentuh karena siapapun yang menyentuh milik Erland maka, hidupnya tidak akan lama. "Seperti ini, kau bisa mengikutiku." Vian menggerakan tangan dan kakinya, melompat-lompat kecil dengan kedua tangan diangkat, tidak lupa memasang senyuman, mimik wajahnya sangat menikmati dentuman musik. "Hihi ...." Chloe baru mengetahui jika pulau ini juga dihuni oleh pria hangat. "Ada apa, mengapa tertawa?" "Ingin saja, gerakanmu mengundang tawaku. Hihihi ...." "Gadis ini ... hahaha." Sebentar saja bersama Chloe, sudah membuat Vian nyaman. Apa maksud Erland mengatakan gadis ini malapetaka? Batinnya. "Ayo, gerakan tubuhmu sepertiku!" Suara Vian meninggi karena harus balapan dengan dentuman musik yang semakin mengeras. Chloe mulai meniru gerakan Vian, tubuhnya bergerak mengikuti setiap dentuman hingga dua puluh menit lamanya. "Hahaha." Vian dan Chloe tertawa bersama kala kembali ke bartender, rupanya Erland sudah di sana dan menghabiskan minuman Chloe. "Baru kembali?" sambut Erland dengan senyuman palsu melengkung sempurna. "Malam, Erland. Saya kira kau tidak akan bangun!" canda Vian seiring menepuk leher belakangnya. Erland menggeliat geli. "Kau menginginkanku mati, heuh?" "Hahaha. Kasihan sekali Chloe jika kau mati dengan cepat." Masih canda Vian. Vian duduk di samping Erland, pun Chloe di sisi satunya hingga pria itu diapit oleh dua orang. "Bagaimana, seru?" tanya Erland pada Chloe dengan bibir menyungging licik dan tentu tidak terlihat oleh Vian. "Sangat," jawab datar Chloe. Gadis ini memeriksa minumannya, "kau menghabiskannya?" Gelas kosong itu menukik. "Jangan pelit, salahmu meninggalkan minumanmu sembarangan." Erland bersikap biasa saja pada Chloe jika di hadapan Vian. "Chloe, kau haus?" tanya Vian. "Iya, saya baru saja berjoget. Minuman yang tadi masih ada?" "Untukmu selalu ada." Vian menyematkan senyuman, kemudian beralih ke meja bartender. Melihat kedekatan sahabat dengan istrinya tentu membuat Erland geram. Tidak lama satu gelas minuman yang sama hadir, Chloe segera menyeruputnya hingga genangan air itu berada di garis tengah. "Hei, bagaimana malam pertama kalian?" goda Vian pada Erland. Pria yang ditanya menyeringai, sedangkan Chloe terkesiap hingga napasnya tercekat. Tidak ada malam pertama yang indah! rutuk Chloe dalam hati sekaligus sendu. "Kau bayangkan saja sendiri," jawab Erland masih dengan seringai genit. Erland dan Vian banyak berbincang, hingga pukul sepuluh tiba. Kala tiba di dalam kamar penginapan, Erland menahan salah satu lengan Chloe. "Jangan lakukan lagi!" Chloe menoleh. "Melakukan apa?" "Berjoget dengan Vian, kau harus ingat kau hanya boleh mengandung anakku!" ancam Erland dengan tatapan tajam. "Memangnya kau pikir saya gadis seperti apa? Kau yang mengatakannya bahwa tidak ada pria yang ingin menyentuhku, lalu mengapa mengkhawatirkan Vian?" "Saya harus berjaga-jaga, bisa saja kau menghianati saya!" aku Erland dengan lantang. "Lepaskan tanganku!" Chloe mulai berontak. "Berjanji," paksa Erland seiring menguatkan cengkeramannya. "Cepat lepaskan. Sakit!" rintih Chloe, barulah Erland melepaskannya. "Jangan lakukan lagi. Ayo tidur!" Erland memaksa melakukan hubungan ranjang. "Memang pria pemabuk sepertimu bisa memberikan seorang bayi, saya tidak yakin benihmu berkualitas!" cibir Chloe. Erland bergeming dengan tubuh mematung sesaat. "Kau benar, rupanya kau pintar. Baiklah, mulai saat ini saya akan berhenti minum. Cepat, layani saya!" Tubuh pria ini sudah memanas. Erland membuka semua pakaiannya, lalu naik ke atas ranjang, disusul Chloe dengan pakaian lengkap. "Tunjukan tubuhmu, sekarang!" titah Erland dengan keras karena tubuhnya semakin memanas. Pun dengan tubuh Chloe. Ada apa ini, tubuhku merasakan sensai aneh!" kaget dan panik bercampur di benak Chloe. Detak jantungnya menjadi tidak karuan, berdegup sangat kencang. "Tidak, ada apa denganku?" panik Chloe diungkapkan. "Cepat!" Malam itu Erland dan Chloe kepalaran. Mereka sama-sama menikmati hubungan ranjang yang biasanya membuat Chloe tersiksa. Di sisi lain, Vian menyeringai puas. "Pasangan seperti apa kalian ini, kasihan sekali Chloe. Dia gadis baik, tapi mengapa harus menikah dengan Erland?" Heran Vian, "sorry girl, saya harus mencampurkan obat perangsang di minumanmu agar kau bisa menikmati hubungan suami dan istri. Setidaknya malam ini kau tidak akan tersiksa." Bersambung ....

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.