Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Menemui Bayi Milik Erland

"Bagus, marahlah. Lagipula saya tidak peduli." Sikap dingin sangat mendominasi dalam diri Erland. Chloe tidak memikirkannya karena kini Edward sedang menyita isi kepalanya. "Tolong hentikan mobilnya saat melewati gedung Big Internasional." "Ada keperluan apa, bukankah tidak ada yang peduli padamu," cibir Erland. "Hentikan saja mobilnya di sana." Sejak tadi Chloe menatap ke arah kaca, memikirkan Edward. "Tidak mau!" tolak Erland dengan santai. Sekarang leher Chloe memutar ke arah Erland. "Pintaku hanya satu itu, saya tidak akan meminta apapun lagi," mohon Chloe, suaranya sudah sangat rendah. Tidak terdengar kesal dan sejenisnya. "Saya tetap tidak mau." Masih santai Erland, kemudian mengarahkan mobilnya ke jalan lain agar tidak melewati gedung Big Internasional. Chloe mendengus dingin dengan raut wajah semrawut. "Saya sudah mengabulkan permintaan gilamu, kau menginginkanku menikahimu dan saya kabulkan. Jangan meminta apapun lagi," tutur Erland bersama seringai licik. Bibir Chloe bungkam. Bagaimana caranya menemui Om Edward? Batin Chloe, kemudian berkata, "kembalikan handphone saya." "Tidak, saya masih belum selesai." "Belum selesai apa?" "Menyelidiki semua aplikasi di handphonemu, kau pikir apa?" Chloe mulai menegaskan duduknya. "Kau tidak memiliki hak!" "Besok saya suamimu, saya mempunyai hak untuk itu." "Kalau begitu sekarang kembalikan handphoneku karena hari ini kau belum memiliki hak," paksa Chloe seiring menengadahkan telapak tangan. "Tetap tidak bisa, sudah saya katakan saya belum selesai." "Pamanku harus tahu tentang pernikahan ini!" bongkar Chloe karena tidak ada jalan lain, tadinya dia akan merasahasiakan keberadaan Edward. "Sedang apa pamanmu di Big Internasional, bukankah itu perusahaan asing. Hm ... saya tebak, pasti posisi pamanmu berada di jabatan paling rendah. Cleaning service?" hina Erland. Chloe menutup matanya sejenak seiring tarikan napas. "Kembalikan saja handphoneku." Volume suaranya masih di garis normal karena gadis ini sedang mencoba bersabar. "Sampai mana sekolahmu, tamatan sekolah dasar? Sulit sekali dibuat mengerti, sudah saya katakan berulang kali, saya belum selesai." Erland masih bersikukuh. Bayangan Chloe sudah berkelana, jika saat ini mobil yang ditumpangi mereka mengalami tabrakan dan Erland mati mengenaskan. Pria ini selalu menguji kesabaran hingga ke batas akhir. Kenapa dia, apa yang salah dengan otaknya? umpat Chloe di dalam hati. Sekarang Chloe diam dan dianggap mengerti oleh Erland. Mobil masih melaju, hingga penampakan Sheilla menghentikannya. Wanita itu baru saja keluar dari dalam mobil terparkir disusul seorang pria, keluar dari mobil yang sama. Erland memerhatikan mantan kekasihnya dari seberang jalan tanpa keluar dari mobil. Dia tidak ingin berurusan lagi dengan Sheilla, tapi pikirannya memerintahkan untuk menatap si wanita dan mencari tahu tentangnya kini. "Apa yang sedang kau lakukan dengan pria itu, mudah sekali melupakanku?" Sendu mulai dilukis samar di wajahnya. Chloe memerhatikan perubahan Erland sekaligus ikut memerhatikan subjek yang sedang dibidik pria itu. Mata Chloe memicing, kemudian mengambil kesimpulan jika wanita di seberang sana berharga untuk Erland. "Andai wanita itu mengalami hal yang sama denganku, diperkosa dan ternoda!" "Diam!" bentak Erland dengan volume normal, tapi wajahnya tetap memerah dengan tatapan serigala siap menyantap Chloe. "Ck!" Chloe tidak takut sama sekali pada pria monster di sisinya. Andai dirinya memiliki kesempatan keluar dari sarang Erland maka, dia bisa melakukan sesuatu untuk menyakiti hati si pria menggunakan wanita di sebrang sana. Tampak Sheilla masuk ke sebuah hotel, kedua tangan wanita itu melingkar mesra dan manja di lengan si pria. Kini Erland berdecak geram. Mudah untukmu melupakanku dan membunuh bayiku! Sheilla sudah menghilang ditelan gedung tinggi. Saat itu Erland bersandar lemah di kursi pengemudi, menatap kosong selama beberapa saat. Sepertinya pria ini lemah pada wanita yang tadi, siapa wanita itu? Dia bisa saya gunakan untuk menyerang Erland! Chloe mulai menyiratkan pemikiran licik akibat situasi yang selalu merugikannya. Cukup lama hati Erland dibalut rasa sakit, hingga dirinya berubah lemah. Ditariknya napas dan mulai melajukan mobil menuju ke pemakaman tempat bayinya tertidur. Setelah sampai di tempat tujuan, Erland keluar dari dalam mobil, kali ini seolah tidak peduli pada keberadaan Chloe bahkan andai gadis ini kabur. Pria tinggi besar dengan tubuh propesional berjalan melewati satu persatu tumpukan tanah berhiaskan batu nisan, hingga dia berhenti di sisi tumpukan tanah yang masih merah dengan taburan bunga yang belum layu seluruhnya. Erland termenung di sana. Chloe tidak tahu makam siapa itu, tapi dia mengambil kesimpulan mudah jika di dalamnya terdapat seseorang berarti untuk Erland. Gadis ini sedang berdiri di samping mobil. Namun, tidak berniat kabur sama sekali walau ini kesempatan besar karena mungkin benih yang Erland tinggalkan di rahimnya sudah menyatu dengan sel telur miliknnya. Chloe tidak ingin menghadapinya sendiri, dia harus sukses menikah dengan Erland bagaimanapun kehidupannya nanti. Ditatapnya Erland yang terlihat mengangkat rendah kedua telapak tangannya. "Pria itu sedang berdoa, memang dia bisa melakukannya, pria kejam seperti itu?" Kedua tangan diliipat di depan dada, mencibir Erland. Cuaca siang ini sangat menyengat, tapi tidak mengganggu Erland. "Siapa sih, yang terkubur di sana hingga Erland sangat peduli?" Chloe melepaskan rasa penasarannya. Gadis ini mulai berjalan hendak menuju ke tempat Erland berpijak. Namun, baru saja seperempat jalan, Erland bangkit kemudian merubah haluan ke jalan pulang, hingga Chloe berhenti. Gadis ini berdiri mematung memandangi langkah gontai Erland, seakan sedang menahan rasa sakit. Tidak lama Erland dan Chloe berpapasan, tapi si pria tidak mengatakan apapun bahkan sepintas Chloe melihat sudut matanya basah. Punggung keduanya mulai berjauhan, tapi Chloe tertarik pada gundukan tanah yang menangkup. Sorot matanya mengintrogasi, tapi tidak menemukan hal yang dia inginkan. "Saya tidak bisa melihat namanya, jaraknya terlalu jauh," gumam Chloe. Tin! Klakson berbunyi, menandakan Chloe harus kembali ke sisi Erland. Sesampainya di rumah besar milik Erland, seorang pelayan melapor panik, "Maaf tuan, Tuan Alfred sudah menunggu." "Papa? Sekarang papa di mana?" "Ada di kamar anda, tuan." Erland menatap ke lantai dua, kemudian bertitah pada Chloe, "Jangan coba-coba masuk ke kamarku!" Chloe mengggendikan bahunya, lagipula siapa yang ingin masuk kesana toh pasti Erland mengurungnya lagi? "Papa, papa sudah lama di sini?" tanya Erland saat melihat punggung ayahnya. Alfred berbalik. "Jadi, kau bersungguh-sungguh akan menikahi gadis itu besok?" "Iya, pa." Alfred melempar banyak sekali alat pengaman untuk pria. "Sudah berapa lama bersama gadis tidak jelas itu!" teriaknya. Pengaman memalukan itu berserakan di lantai, "papa tidak menduga jika seleramu sangat buruk. Memilih seorang gadis yatim piatu miskin untuk dinikahi. Harus disimpan di mana muka papa?" Bersambung ....

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.