Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 7 Batalkan Pernikahan Bulan Depan

Di Kota Harmonia ... Setelah lulus kuliah, Ariana membeli apartemen di kota ini. Uang muka apartemen itu dibayar dari tabungan beasiswanya dan hadiah dari berbagai kompetisi desain arsitektur. Ayah Ariana tidak tega melihat putrinya harus membayar cicilan yang memberatkan setiap bulan, jadi dia ingin membantu melunasinya. Namun, Ariana menolak. Ariana masih ingat ucapannya sendiri waktu itu. "Jangan remehkan gaji arsitek. Kalau sukses, aku bisa lunasi cicilannya sekaligus." Setelah itu, dia terjun ke industri desain arsitektur dan menjadi sekretaris Leonard selama tiga tahun di Riverdale. Meski apartemen Ariana kosong, dia rutin meminta orang untuk membantu membersihkannya. Setibanya di apartemen, Ariana meletakkan barang-barangnya. Dia belum makan siang hari ini, jadi segera ke dapur untuk memasak mi. Setelah makan, Ariana menelepon ayahnya, Henry Evans. "Ayah, besok aku pulang." "Oh, Leonard libur?" tanya Henry yang terdengar gembira. "Aku akan meminta ibumu untuk membuatkan makanan kesukaan kalian. Jangan malam-malam sampai rumah." Biasanya, Ariana hanya pulang kampung jika Leonard ada waktu. Dalam setahun, dia mudik paling banyak lima kali. "Ya, Ayah." Ariana tidak ingin bercerita terlalu banyak. Beberapa hal memang tidak bisa dibicarakan lewat telepon. Jika Leonard tidak ingin membatalkan pertunangan mereka, Ariana terpaksa meminta bantuan ayahnya. Lagi pula, pernikahan mereka diatur oleh orang tua. Jika Henry turun tangan, Leonard mungkin akan mempertimbangkannya. Keesokan siangnya ... Begitu membuka gerbang vila keluarga Evans, Ariana disambut oleh ayahnya, ibu tirinya, Larissa, serta saudara tirinya, Matteo dan Shakira. Melihat putrinya turun dari mobil seorang diri, Henry bertanya, "Kenapa kamu sendirian? Leonard mana?" "Dia masih sibuk," jawab Ariana singkat. Saat ini, pria itu pasti masih sibuk mencari Mia yang minggat. "Aku sudah masak banyak sekali. Seharusnya kamu kasih kabar kalau Leonard nggak bisa datang," ujar Larissa yang tampak kesal karena harus memasak sejak pagi hanya untuk Ariana. "Biasanya kamu pulang sama Kak Leonard. Kalau Kak Leonard nggak ikut, buat apa kamu pulang ... " Shakira mengerucutkan bibir dan tampak kecewa. "Kenapa kamu nggak telepon Leonard saja, bilang kalau kangen?" balas Ariana. Dia tahu persis pikiran adik tirinya ini. Sebelum dia bertunangan dengan Leonard, Shakira terus berusaha mendekati Leonard meskipun pria itu selalu menjaga jarak. Jika Ariana saja tidak dianggap serius oleh Leonard, apalagi Shakira? "Ayah, lihat, Kak Ariana menggodaku. Padahal, aku cuma tanya," ujar Shakira, merengek kepada Henry. Sementara itu, Matteo mendekat dan membawakan oleh-oleh yang dibeli Ariana. "Kak Ariana, kami senang Kakak pulang." Meskipun anak Larissa, sifat Matteo berbeda 180 derajat dari ibu dan kakak perempuannya. Ariana tahu bahwa Matteo tulus menganggapnya sebagai seorang kakak. Karena Leonard tidak datang, makan siang mereka berlangsung lebih cepat. Di ruang tamu, Henry menyesap tehnya. "Ana, bagaimana hubunganmu dengan Leonard sekarang? Kalau kamu pergi ke rumah keluarga Sinclair, jangan lupa sampaikan salamku buat Pak Franklin dan orang tua Leonard." "Kakek dan keluarganya sehat-sehat, Ayah." Setelah ragu sejenak, Ariana akhirnya mengambil keputusan dan berkata, "Ayah, sebenarnya ... aku nggak mau menikah secepat ini." Dia tidak langsung menyampaikan niatnya karena takut Henry sulit menerimanya. Jadi, dia memilih cara yang lebih halus. Namun, Henry yang telah banyak makan asam garam langsung menangkap maksud tersembunyi dalam ucapan putrinya. "Kamu lagi bertengkar sama Leonard?" tanya Henry sambil meletakkan cangkir tehnya. "Perselisihan rumah tangga itu hal yang wajar. Dia pasti sibuk mengurus Grup Sinclair, jadi kamu perlu memahaminya." Di mata semua orang, Leonard adalah sosok lelaki yang perhatian dan Ariana pun terlihat sangat mencintainya. Tidak ada yang menyangka bahwa mereka akan berpisah. Kalaupun mereka bertengkar, mungkin itu bukan masalah besar. Ariana meremas ujung pakaiannya. Sepertinya dia harus mengungkapkan niatnya dengan lebih jelas sekarang. "Aku mau membatalkan pernikahanku bulan depan." Henry hampir melonjak dari kursinya. "Apa kamu bilang?" Larissa dan Shakira yang duduk di samping Henry saling menatap. Meskipun terkejut, Shakira sedikit terlihat senang. "Ayah, tolong tanyakan ke Kakek Franklin di rumah keluarga Sinclair, apa pernikahanku bulan depan bisa dibatalkan dulu." Ariana mengangkat matanya dan memandang Henry dengan penuh harap. Raut wajah Henry yang semula hangat pun berubah tegas. "Cuma karena pertengkaran kecil, kamu mau membatalkan pernikahan? Apa kamu anggap pertunangan ini main-main? Kenapa kamu nggak bersikap dewasa seperti ini?" Ariana menggeleng. "Ini bukan pertengkaran kecil, Ayah. Ada masalah yang membuat kami nggak bisa bersama ... aku ... " "Apa masalah yang membuat kalian nggak bisa bersama?" ujar Henry yang tiba-tiba menggebrak meja dan mengejutkan semua orang. Melihat suaminya begitu marah, Larissa segera mendekat dan mengusap-usap dada Henry. "Sayang, kenapa harus marah-marah? Ingat kesehatanmu." "Kalau Ariana sampai begini, pasti masalahnya serius, jadi dia terpaksa membatalkan pernikahan. Mungkin mereka nggak berjodoh. Untuk apa dipaksakan?" "Memangnya kamu tahu apa!" Bentakan Henry membuat Larissa tidak berani bicara lagi. "Ana," ujar Henry sambil menatap putrinya dengan tenang. "Kamu tahu bagaimana kedudukan keluarga Sinclair. Membatalkan pernikahan itu bukan urusan gampang. Kamu nggak bisa memaksakan keinginanmu tanpa memikirkan keluarga. Apa kamu pikir posisi keluarga Evans masih sama kayak dulu?" Keluarga Sinclair adalah salah satu keluarga terpandang di kalangan elite Riverdale. Keluarga Evans yang dahulu sempat berjaya kini berada jauh di bawah keluarga Sinclair. "Kamu dulu sangat pengertian dan patuh sama Ayah. Tolong kamu pertimbangkan juga keadaan Ayah dan keluarga Evans," ujar Henry sambil menatap putrinya penuh harap. Ariana tidak menduga bahwa ayahnya akan memohon seperti ini. Dia mengira, Henry akan mendukung apa pun keputusannya. "Bagaimana kalau ternyata ... Leonard nggak memperlakukanku dengan baik?"

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.