Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab.6

Keesokan harinya, Briella bangun dalam keadaan linglung dan merasakan benda asing yang lembut dan hangat di sampingnya. KRING! KRING! Briella mengerutkan kening, dan mengulurkan tangannya untuk meraba-raba mencari ponselnya dengan mata tertutup. “Halo?” Dia menjawab telepon dengan suara serak, kelopak matanya terlalu berat untuk dibuka. Diujung lain telepon, temannya Karen berkata dengan suara cemas, "El, di mana kau? Aku pergi ke rumahmu dan kau tidak ada di sana? Rumah itu berantakan sekali, apakah sesuatu terjadi padamu?" "Aku ...." Briella hendak menanggapi, tapi otaknya mengalami korsleting selama beberapa detik sebelum bangun. Saat ini, apa yang terjadi kemarin langsung berputar di kepalanya. Matanya terbuka lebar dan sekilas dia melihat JJ sedang tertidur di pelukannya. Dia tidak tahu kapan JJ datang ke kamar untuk tidur dengannya. Anak itu terlihat mengerutkan kening tetapi tidak bangun. Briella menelan ludah, dan secara naluriah merendahkan suaranya, “Aku baik-baik saja, aku mengalami sedikit masalah kemarin, jadi aku tidur di luar sepanjang malam." "Apakah kau baik-baik saja?” "Ya. Tidak apa-apa." Briella menjawab bertentangan dengan kenyataannya. "Ada apa denganmu? Kenapa pagi-pagi sudah pergi ke rumahku?" Mendengar pertanyaan Briella, Karena di ujung telepon menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan nada tertekan, “El, aku baru saja menerima email. Aku diberitahu bahwa pada pertunjukan runway minggu depan, brand kita didiskualifikasi dari berpartisipasi." "Apa?!" Briella langsung duduk dengan mata terbeliak, “Bagaimana ini bisa terjadi?!” "Aku tidak tahu. Aku diberitahu terlalu tiba-tiba. Mereka mengatakan jika kita memiliki pertanyaan, silakan hubungi penyelenggara secara langsung ...," kata Karen. Ia berhenti sejenak untuk beberapa detik dan kemudian berbicara lagi. "El, apakah kau bertengkar dengan Edward? Mengapa dia tiba-tiba ...." Pacar Briella saat ini--Edward, adalah CEO perusahaan dari merek pakaian terkenal dunia 'HERS' di Amerika, dan memiliki hak untuk mengeksekusi merek di Amerika. Catwalk diselenggarakan oleh merek yang menjadi tanggung jawabnya. Bagaimana masalah seperti ini bisa terjadi secara tiba-tiba? Selama periode waktu ini Edward sedang melakukan bisnis di luar negeri, dan hanya ada sedikit kontak di antara mereka. Jika Briella tidak salah ingat, maka Edward seharusnya kembali ke Kota J hari ini. "Karen, jangan khawatir, aku akan pergi menemui Edward untuk mencari tahu tentang situasinya nanti." Briella mencoba menenangkan dirinya, “Kau tunggu saja berita dariku." "Oke." Karen menjawab. Briella tidak lagi mengantuk ketika jalur telepon dimatikan. Dia mengklik nomor kontak Edward, dan setelah menelepon, nomornya tidak aktif. Dia berpikir bahwa Edward mungkin dalam penerbangan kembali, Briella bangun dan berencana pergi ke perusahaan Edward untuk menunggunya. Setelah membersihkan dirinya dengan perasaan cemas, Briella membuka lemari dan melihat-lihat pakaiannya. Dia ingat, Dean mengatakan bahwa ada pakaian baru yang disiapkan untuknya, tetapi ketika dia membuka pintu lemari, dia disambut oleh berbagai gaya yang mempesona dari pakaian wanita merek ternama. Briella tercengang sebentar. Dia harus mengakui bahwa pakaian ini bisa lebih mahal dari biaya kontrakannya untuk setahun. Namun, dia tidak punya banyak waktu untuk berpikir. Ia mengambil satu setelan pakaian secara acak dan bersiap untuk melepas pakaiannya dan menggantinya, Saat dia baru selesai mengganti pakaiannya, JJ terbangun sambil menggosok matanya. "Lala, tidur di sampingmu sangat menyenangkan. Aku bermimpi sangat indah semalaman." Sudut bibir JJ tersenyum manis, "Lala, bisakah kau mengantarku ke taman kanak-kanak? Semua anak-anak di sana diantar oleh Mommy mereka, tapi aku tidak punya. Stuart menertawakanku setiap hari ...." "Maaf, aku tidak bisa. Aku harus berurusan dengan sesuatu yang mendesak." Briella langsung menolak. Melihat JJ yang hampir menangis, dia terburu-buru menambahkan: "Jika semuanya berjalan lancar, aku akan menjemputmu di sore hari sebagai kompensasi, oke?" "Oke, kalau begitu aku akan menunggumu." JJ menerima dengan senang hati dan tangisannya berubah menjadi senyuman. .... Kepergian Briella dari vila di puncak bukit dapat dikatakan harus melewati seribu rintangan. Dia terus menekankan bahwa dia tidak melarikan diri, hanya saja ada masalah yang mendesak untuk ditangani. Akhirnya dia bisa turun dari puncak setelah berhasil meminta JJ untuk bekerja sama. Melihat mobil yang membawanya pergi, Dean melapor di sebelah Justin. "Pacar Nona Briella--Edward, akan tiba di Kota J dengan penerbangan pukul 09.00. Mereka sudah berpacaran dua tahun, dan kekasihnya mulai menjabat di 'HERS' dengan gaji tahunan 2 juta dollar, Edward juga memiliki tiga rumah dan dua mobil di kota J ...." Mendengarkan apa yang dilaporkan Dean padanya, Justin mengangkat tangannya mengisyaratkan Dean untuk berhenti bicara. Matanya terlihat menyipit berbahaya. Apakah ini yang dia sebut masalah mendesak? Justin melangkah mundur dari pintu, dan melihat putranya yang bodoh dari kejauhan. Anak itu masih tenggelam dalam kegembiraan dan harapan akan janji Briella untuk menjemputnya dari sekolah. *** Briella meminta sopir untuk membawanya kembali ke rumah kontrakannya, dan kemudian ia pergi ke perusahaan Edward, sebuah gedung perkantoran di jalan lingkar kedua di Kota J. Ketika dia tiba dengan tergesa-gesa, dia dihentikan di luar oleh sekretaris Edward.. "Nona El, Tuan Edward tidak bisa menemui tamu sekarang,” kata sekretaris itu dengan terus terang. Briella tercenung. Itu artinya Edward sudah kembali? Mengapa Edward tidak menjawab teleponnya? "Apakah dia menemui klien?” Briella bertanya. Mata sekretaris yang berkedip dan terihat sedikit ragu saat menjawab pertanyaannya membuat Briella merasa semakin tidak nyaman. Terlepas dari larangan sekretaris itu, Briella mendorongnya dan membuka pintu, "Aku adalah pacar CEO Edward, dan aku berhak untuk menemuinya." "Eh, Nona El ...." Briella tidak menunggu sekretaris itu menanggapi dan pintu kantor CEO telah terbuka lebar. Adegan yang muncul di hadapannya membuatnya terkejut. Di belakang meja kerja, seorang wanita duduk di pangkuan Edward dengan tangan melingkari lehernya, dan keduanya berciuman dengan penuh gairah. Keduanya tidak terganggu sampai Briella muncul, dan suasana menjadi sangat mencekam. Edward mengendurkan bibir wanita itu dan melihat ke arah pintu. Sekretaris itu tampak malu dan dengan cepat mengangguk dan meminta maaf, "Maaf, Presdir Edward, saya tidak bisa menghentikan Nona El, dia ...." Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, Edward memberinya kode untuk keluar. Sekretaris itu segera keluar dan menutup pintu. Ruangan kantornya sangat besar, tetapi Briella yang berdiri di dekat pintu merasa bahwa ruangannya sangat sempit sehingga dia merasa tubuhnya akan meledak. Dia menatap Edward dan punggung wanita yang berada dalam pelukannya. Briella mengangkat bibirnya dan menertawakan dirinya sendiri. “Itukah alasan kenapa ponselmu tidak aktif?" tanya Briella sambil berjalan menuju Edward. Sebagai seorang model, Briella bertubuh tinggi dan memiliki karakter yang unik dan elegan. Saat dia mendekat, wanita yang duduk di pelukan Edward perlahan berbalik. Rambut wanita itu keriting panjang berwarna coklat dan menawan, dan cat kuku merah cerah yang dioleskan di jari-jarinya terlihat sangat mempesona saat jemarinya menyentuh setelan Edward. Briella bisa mengenali identitasnya hanya dengan melihat dari samping. "Kakak ...." Wanita yang telah berbalik itu memanggilnya dengan suara pelan yang terdengar menyedihkan. Amanda meletakkan tangannya di dada Edward, dan matanya bergerak seolah sangat ketakutan. "Heh ...." Briella hanya mencibir karena menganggapnya konyol, “Aku tidak berani mengakui adik perempuan yang menusuk dari belakang." Nada bicaranya agak kasar dan tepat sasaran. Manik mata Amanda terlihat semakin berkaca-kaca mendengar ucapan Briella. Melihat orang di pelukannya tertindas, Edward tak bisa terus diam dan mulai memarahi Briella, "El, apa yang kau bicarakan? Jika Amanda tidak mengatakan padaku tentang hal-hal buruk yang kau lakukan lima tahun lalu, aku mungkin akan terus tertipu olehmu." "Jadi, karena dia yang mengatakannya, kau percaya begitu saja?" Briella tertawa sembari mencibir. "Hmph! Tidak apa-apa jika kamu tidak mengakuinya. Aku telah melihat bukti dengan mata kepalaku sendiri, apa kau juga ingin mengatakan bahwa buktinya palsu?" Edward tanpa ampun mengekspos aib Briella sebagai alasannya untuk marah karena dia merasa telah ditipu selama ini. "Bagaimana jika aku berkata itu memang palsu?” Briella menaikkan salah satu alisnya dan bertanya dingin. Kegigihan Briella untuk mengelak, membuat Edward menggelengkan kepalanya. “Briella, caramu berbohong sangat buruk." Amanda dalam pelukannya menaikkan salah satu sudut bibirnya melihat Briella dan Edward bertengkar. "Amanda, apakah ini menyenangkan?” Briella menekan setiap kata yang keluar dari bibirnya. "Kakak, kau menyalahkanku? Maaf, aku seharusnya tidak berbicara omong kosong. Maafkan aku karena gagal menjaga rahasia untukmu.” Saat berbicara, mata Amanda mulai dipenuhi dengan air mata. Layak untuk mendapat Piala Oscar. Melihat Amanda yang begitu sedih dan merasa bersalah membuat Edward merasa semakin tertekan. Dia mengulurkan tangan untuk menenangkannya, "Tidak, Amanda. Terima kasih karena kau mengatakan yang sebenarnya. Jika tidak, aku akan dipermainkan seperti orang bodoh olehnya ....," ucap Edward. Beberapa saat kemudian, Edward mengangkat kelopak matanya dan menatap ke arah Briella. "Briella, kita putus. Mulai sekarang, aku tidak ada hubungannya denganmu lagi." ***

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.