Hak sebagai suami
“ will you marry me, Juwita?” tanya nya sambil menyodorkan cincin berlian itu di hadapanku dengan posisinya yang masih berlutut di hadapanku.
Aku terdiam mencoba mencerna dengan baik ucapannya yang terasa mimpi untukku saat ini.
Aku menatap penuh arti ke arahnya, aku tarik nafasku dalam dalam
“ Aku tidak ingin terluka lagi, bagus!” lirihku pelan kepadanya.
“ beri aku kesempatan sekali lagi, aku janji tidak akan membuatmu terluka untuk yang kedua kalinya!” jawabnya dengan penuh harap kepadaku.
“ Berdirilah!” pintaku.
Aku tidak nyaman melihat bagus dengan posisi seperti itu berbicara denganku.
Bagus segera berdiri mensejajarkan tubuhnya denganku.
“ Apa yang membuat ku harus mempercayaimu kali ini?” tanyaku kembali dengan serius.
“ aku akan menikahimu secara agama dan negara?” jawabnya dengan singkat dan jelas
“ Walaupun begitu tetap saja kamu bisa menikah kembali bukan!” ucapku sekaligus mengejeknya.
Bagus masih terus menatap ku “ apapun yang kamu inginkan akan aku turuti!” jawabnya deng
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda