“ apa kamu takut untuk bercinta denganku!” bisiknya dengan pelan di telingaku. Sekaligus menggodaku dengan deru nafasnya yang terdengar di telingaku.
Aku bergidik ngeri dengan bulu kudukku yang ikutan berdiri mendengar bisikan dari bagus seperti bisikan dari alam ghaib.
Aku memelototkan mataku ke arahnya.
“ Kenapa? Apa kamu sudah tidak punya tenaga lagi untuk bercinta?” tanyanya sambil berjalan menjauh dariku.
Aku terus menatapnya dengan tatapan membunuhku ingin sekali aku benyek benyek dan aku jadikan peyek pria yang telah berada di sofa itu.
“ brengsek! Berani sekali dia meremehkan ku seperti itu!” gumamku sambil mengumpat nya dalam hati.
Aku merasakan hawa panas di dalam di dalam tubuhku walaupun acnya telah menyala.
Aku lepaskan jaket levis yang dari tadi aku kenakan yang hanya menyisakan tangtop hitam yang melekat di tubuhku.
Aku ikat rambutku tinggi tinggi dengan tidak beraturan yang penting bisa menghilangkan rasa gerah di tengkuk ini.
“ jangan menggodaku!” ucap bagus dengan lan