Permintaan perpisahan
Juwita pov
1 bulan berlalu, dari pertikaian hari itu membuat ku dan bagus jarang sekali bicara bahkan bertemupun dapat di hitung di saat kami makan malam saja.
Berulang kali bagus berusaha membujukku bahkan setiap hari mengirimkan aku bunga namun bunga itu berakhir di dalam tong sampah kamarku.
“ Jangan kirimkan apa-apa lagi, aku tak menyukainya!” ucapku dengan raut wajah datar.
Di meja makan itu hanya ada aku dan bagus saja, sedangkan rendi sudah mulai di sibukkan dengan ujian akhirnya yang membuatnya jarang sekali ikut gabung makan malam bersama ku.
“ Mau sampai kapan kamu diamkan aku dan bersikap dingin seperti ini?” tanya bagus sembari meletakkan sendoknya, mendadak selera makannya hilang ketika mendengar ucapan sang istri.
“ bukannya aku sudah meminta untuk berpisah, kamu sendiri yang berusaha mempertahankan aku, jadi apapun sikapku kamu Terima saja” jawabku enteng.
Bukannya aku tak terluka bersikap seperti ini, aku sangat terluka namun luka itu tak sebanding dengan luka yang suda
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda