Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Wanita PanggilanWanita Panggilan
Oleh: Webfic

Ular kobra yang masih tertidur

Bagus : kejutan 01 Setelah sampai di havana banyak kerjaan yang sudah menungguku, karena keterlambatanku sendiri akibat tidak bisa menahan hasratku ketika ciuman panas kami tadi di dalam mobil yang berakhir dengan harus menunda penerbangan 2 jam lamanya untuk melampiaskan semua hasrat yang menggebu itu. Aku meninggalkan juwita di dalam kamar hotel itu ketika jam 9 pagi aku dan juwita telah berhasil menginjakkan kaki di kota yang menjadi tempat cabang bisnisku. Walaupun sebenarnya aku tidak tega melihat raut wajahnya sepertinya dia tidak ingin di tinggal sendiri namun harus bagaimana aku tidak mungkin membawanya mengingat rekan kolegaku yang sangat berbahaya kalau sampai mereka tahu aku membawa istriku kemari bisa bisa mereka menjadikan juwita sebagai jembatan untuk menghancurkan karierku yang begitu gemilang di dunia pengusaha. Setelah hampir 17 jam lamanya aku mengurus perusahaan yang berada di bawah naungan ku itu dan beberapa masalah besar yang harus aku selesaikan akhirnya aku sampai di hotel bintang lima dimana tempat kami menginap. Aku membuka pintu dan berjalan dengan pelan pelan, ku lihat ke arah ranjang disana telah terbaring juwita dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, akupun berjalan ke ranjang itu dan duduk di sebelah wanita yang sudah menjadi istri sah dari ravendra bagus nugroho Aku menatap lekat wajah polosnya, wajah tanpa riasan yang cantiknya natural seperti bidadari yang benar benar turun dari khayangan, aku lebih menyukai dia yang seperti ini dari pada menggunakan bedak dan lipstik merah yang selalu di melengkapi wajahnya. Aku Belai lembut rambutnya tidak ada pergerakan dari wanita yang sedang tertidur lelap itu aku pun tersenyum dan menatap lekat wajahnya kembali, namun aku tidak rela kalau hanya menatap saja, akupun mencium lembut keningnya berulang kali dan akhirnya membuatnya mengeliat dan mengerjapkan mata “ baru pulang?” pertanyaan pertama yang keluar dari mulutnya, Pertanyaan itu yang aku inginkan ketika aku sudah mempunyai istri, sepertinya pertanyaan itu sebagai penambah tenagaku yang sudah terkuras habis efek pekerjaan yang sudah menguras tenaga dan pikiran. Aku berbicara kepadanya sembari mengurut tengkuk leherku yang benar benar pegal namun di balasnya dengan membantu mengurut leherku betapa perhatiannya wanita yang ada di hadapanku itu. Hal itu juga yang membuatku semangat bahkan merasa menjadi suami paling bahagia di muka bumi ini, ku perhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah ternyata dia menggunakan lingeri berwarna kuning, lingeri yang ku ingat betul yang ku belikan ketika pertama kalinya aku tidur dengannya, aku melirik ke arah gunung kembarnya yang terekpose nyaris sempurna karena tali dari lingeri itu sudah berpindah letaknya, ku akui juwita memang mempunyai gunung kembar yang ukurannya di atas rata rata wanita pada umumnya yang membuat siapapun melihatnya pasti ingin menyentuh karena gemas termasuk aku, aku selalu menyukai gunung kembar itu apalagi ketika bersentuhan langsung dengan tubuhku bagaikan sengatan listrik yang langsung menjalar ke seluruh tubuh. Aku menggodai juwita ketika melihat ke arah gunung kembar itu. “ kamu ingin menggodaku ya” sambil menunjuk ke arah gunung kembar itu. Juwita yang tidak menyadari melihat ke arah tunjuk ku dan mendapati kalau lingerinya telah melorot ke bawah, diapun. Segera memperbaiki posisi lingerinya kembali terpasang seperti sedia kala, aku hanya tersenyum geli melihat kelakuan istri seksi yang luar biasa itu. Untuk menghilangkan rasa bersalahku hari ini aku menyempatkan diri untuk membelikannya beberapa baju kerena pekerjaanku yang sibuk aku baru sempat membuka pesan yang di kirim juwita dari pagi tadi itupun setelah aku melakukan makan malam bersama client penting, di pesan itu berisi seribu macam umpatan yang terlontar dari juwita, aku tidak masalah karena semuanya memang salahku tidak melihat pakaian apa yang aku masukkan, tentu saja dia kesal karena tidak dapat berjalan keluar kamar karena semua bajunya yang aku bawakan berupa lingeri. Dan untungnya lagi kami melakukan makan malam di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di havana, jadi aku bisa langsung membelikan banyak baju untuknya. Aku menunjuk ke arah paperbag yang sudah lu letakkan di atas sofa, aku melihat mimik wajah bahagia terpancar dari wajahnya “ wanita, kalau sudah mendapatkan hadiah pasti langsung bahagia” gumamku sembari menggeleng ketika melihat juwita langsung berlari menuju ke arah paperbag itu. Aku memperhatikan secara seksama apa yang di lakukan juwita dengan paperbag iti, dari arah ranjang aku terus memperhatikannya tanpa kedipan, tampak dia memeriksa dan mengeluarkan semua baju yang ada disana “ bagaimana kamu bisa tau semua ukuranku?” tanya juwita yang menoleh ke arahku dengan penuh selidik. Sepertinya dia curiga pasti dia mengira aku playboy cap buaya yang sudah ahli dalam urusan merayu wanita. Kalau juwita menduga itu jawabannya salah, aku yang selalu memperhatikannya bahkan seluruh lekuk tubuhnya teringat jelas dalam pikiranku tanpa harus aku mencobanya dengan pelayan toko. Aku berjalan ke arahnya dan segera memeluk tubuh juwita dari belakang “ bagaimana? Suka ngak?” aku bertanya walaupun sebenarnya tanpa bertanya pun aku sudah tau jawabannya pasti suka karena terlihat jelas dari wajahnya. Juwita pun membalikkan tubuhnya dan menghadap ke arahku, ku tatap lekat manik mata wanita itu, wanita yang membuatku benar benar jatuh hati, dia memelukku dengan erat sepertinya dia sudah mulai mencintaiku walaupun pernikahan kami baru berlangsung beberapa hari yang lalu itupun atas dasar aku yang memaksanya, aku nikmati pelukan hangat darinya yang membuat jantungku berdebar dengan kencang, mungkin dia bisa merasakannya dan aku yakin itu. Setelah drama pelukan itu aku memutuskan untuk mandi karena tubuh ini benar benar sudah gerah dan lengket. Aku pun berjalan meninggalkannya menuju kamar mandi. Cukup lama aku berada di dalam kamar mandi ini menikmati setiap tetesan air yang mengalir di sekujur tubuh. Mengembalikan puing puing tenaga yang hilang, setelah memakan waktu yang ku rasa hampir 30menit aku pun mengakhiri ritual mandi ini dan mengeringkan badan, aku lilitkan handuk itu di pinggang seperti biasa dan layaknya pria pria normal lainnya dan berjalan keluar dari kamar mandi itu. Aku melihat juwita sedang merubah posisi tidurnya “ ternyata dia belum tertidur” batinku, aku pun tersenyum lebar kepadanya dan melepaskan handukku dengan santainya hingga menampakkan ular kobra yang masih tertidur dengan nyenyak

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.