Perkara bunga mawar
Juwita pov
“ tidak mau!” ucapku dengan lantang.
“ kataku mau disana ya tetap disana!” ucapku dengan marahku dengan emosi yang mulai membara.
Bagus menarik rambutnya frustasi
“ Nanti akan buatkan taman dengan banyak mawar di dalamnya, tapi untuk saat ini kamu masuk dulu” pintanya dengan melembutkan suaranya.
Aku bergeming masih setia berdiri dengan lipatan tanganku di dada.
“ Plis, untuk kali ini dengarkan aku, yang!” pintanya dengan lembut.
Akupun luluh dengan permintaan nya itu walaupun sebenarnya aku masih marah dengan kelakuannya yang berubah
Aku segera masuk ke dalam mobil itu dengan pelan bagus menutupkan pintunya untukku dan berjalan mengitari mobil untuk menuju ke kursi kemudi.
Selama perjalanan kami hanya saling diam aku tak ada sedikitpun melihat ke arahnya hanya menatap pada ke luat jendela dimana awan yang terlihat putih dan bersih dari tempat ku memandang.
Bunga mawar tadi masih berada di tanganku namun dengan kelopaknya yang sudah mulai berceraran di tanganku.
Aku kembali
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda