Buah cinta
“ Aku ingin setelah ini kita bisa mendapati hasil dari buah cinta kita” ucap bagus pelan namun terdengar nyaring di telingaku.
Aku menelan salivaku mendengar penuturan nya, aku tidak menjawabnya hanya diam tanpa kata, buah cinta yang berarti seorang anak yang sebelumnya pernah di utarakan bagus yang menjadi pelengkap sebagian kebahagiaan kami.
“ Semoga saja” jawabku datar.
Aku bingung harus menanggapinya seperti apa, hadirnya seorang belum menjadi prioritasku untuk saat ini aku ingin memadu kasih dulu dengannya, menghabiskan waktuku bersama melakukan hal hal yang di lakukan oleh pasangan yang sedang jatuh cinta pada umumnya.
Bagus mengeratkan pelukannya seperti dia sedang berbahagia mendengar jawaban dariku tanpa dia tahu ekspresi apa yang saat ini aku tunjukkan disebalik dada bidang itu.
Diam tanpa kata membuatku mulai terlena beberapa kali aku menguap menandakan rasa kantuk mulai melanda. Perlahan mata ini mulai menyipit dan pandanganku perlahan mulai memudar dan seketika gelap aku t
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda