Bab 20
Saat melihat Kenzo tetap diam, Selina tertawa marah. Namun, dia juga merasa sedikit tersinggung.
"Bagus sekali, sekarang kamu bersikap dingin padaku juga, ya?"
Ketika melihat mata Selina yang mulai basah, Kenzo langsung panik. Dia buru-buru berkata, "Selina, saat itu aku benar-benar nggak bisa meluangkan waktu."
"Bagaimana bisa nggak bisa meluangkan waktu? Hal sebesar apa yang lebih penting daripada anakmu? Kamu bahkan nggak bisa meluangkan sedikit waktu untuk peduli?"
Jika saat itu ada orang dewasa yang membantu menyelesaikan konflik, Aldo dan Nita seharusnya tidak akan bersikap seperti di pesta tadi. Jelas mereka seharusnya adalah kakak beradik yang saling peduli serta dekat dengan satu sama lain.
Memikirkan hal ini, Selina mulai menangis.
"Selina, pada saat itu di Pulau Fenrir, di sebelah kiri Samudra Paskal, kami menemukan kartu identitas penumpang kecelakaan pesawat. Ada pula tanda-tanda kalau seseorang pernah tinggal di sana. Aku pergi ke Pulau Fenrir untuk mencari di sekitar san
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda