Bab 17
Bibi kedua Gisel, Silvia, langsung berbicara tanpa basa-basi, "Gisel, lihatlah, sekarang ayah dan ibumu sudah tiada. Hanya tersisa kamu seorang diri. Serahkan saja perusahaan itu pada pamanmu, supaya dia bisa mengelolanya untukmu."
"Ya, kamu hanya seorang gadis muda yang nggak tahu apa-apa. Bagaimana kalau sampai ditipu orang? Sekarang hanya pamanmu yang bisa membantumu," ujar Ricky dengan senyum penuh kasih sayang, seolah-olah dia sudah lupa bahwa beberapa waktu lalu dia mencoba melenyapkan bukti di tepi jurang.
"Gisel, sebagai perempuan, kamu hanya perlu berdandan cantik dan hidup bahagia. Urusan lainnya serahkan saja pada laki-laki," tambah Selina yang mencoba meyakinkannya.
"Gadis seperti kamu nggak perlu mengurus banyak hal. Cepat serahkan perusahaan itu pada pamanmu," kata neneknya, langsung menyuruh Gisel menyerahkan perusahaan tanpa basa-basi.
Hati Gisel terasa dingin, dipenuhi kebencian hingga tubuhnya gemetaran. Dia menutup matanya, takut kebenciannya akan terlihat.
Inilah ke
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda