Bab 1
"Sistem, aku ingin mengajukan permohonan untuk keluar dari dunia misi ini."
Sistem yang dipanggil segera muncul dan berkata, "Penerima misi, permohonan Anda telah disetujui. Kami memberikan waktu setengah bulan agar Anda dapat berpamitan dengan keluarga Anda di dunia ini."
Setelah itu, sistem kembali menghilang dari hadapannya. Namun, mendengar kata "keluarga", Shella Yustian terpaku lama, perlahan-lahan mengalihkan pandangan ke foto keluarga yang ada di atas meja di sampingnya.
Dalam foto itu, suami dan anaknya sedang mencium kedua pipinya dengan penuh kasih.
Momen bahagia itu membuatnya tiba-tiba tertegun sejenak.
Tidak ada yang tahu bahwa Shella adalah seorang penakluk.
Sepuluh tahun yang lalu, dia dibawa oleh sistem ke dunia ini untuk menaklukkan Irfan Putranto, pewaris utama lingkaran elite Jigara.
Selama sepuluh tahun, dari masa sekolah sampai duduk di pelaminan, dia tidak hanya berhasil menyelesaikan misi penaklukannya, tetapi juga jatuh cinta pada target misinya.
Ketika sistem bertanya apakah dia ingin segera keluar dari dunia misi dan kembali ke dunia nyata ...
Shella ragu-ragu.
Irfan begitu mencintainya, Shella tak bisa membayangkan bagaimana hidup Irfan tanpa dirinya.
Maka dia memilih untuk menunda perpisahan, tetap tinggal di dunia ini untuk menikah dan memiliki anak dengan Irfan.
Irfan sangat mencintainya.
Perhiasan senilai puluhan miliar dikirim ke rumah seolah-olah tidak ada harganya.
Irfan selalu pulang ke rumah tepat waktu, tidak pernah lebih dari pukul tujuh malam. Ciuman pagi dan malam selalu ada, dan di luar, dia selalu berbicara tentang istrinya.
Ketika istrinya mengalami kesulitan saat melahirkan, dia berdiri di luar ruang operasi dengan mata yang merah. Tangannya, yang telah menandatangani beberapa "surat pemberitahuan kondisi kritis", bergetar hebat. Pada akhirnya, Irfan bahkan menyampaikan permintaan terakhir, mengatakan kepada semua orang bahwa jika istrinya tidak dapat bertahan hidup kali ini, dia akan mengorbankan hidupnya untuk sang istri.
Shella pingsan selama tiga hari sebelum akhirnya sadar kembali, dan begitu matanya terbuka, dia melihat Irfan berlutut di samping tempat tidurnya, menggenggam tangannya dengan erat sambil menangis.
"Aku nggak mau punya anak lagi. Kita nggak usah punya anak lagi, ya, Shella? Aku nggak peduli dengan anak, aku hanya ingin kamu ada!"
Irfan sangat peduli pada kesulitan yang dialami Shella saat melahirkan. Selama masa pemulihan, dia meninggalkan kerja sama senilai triliunan, demi menghabiskan hari-harinya mengurus Shella dan anak mereka.
Sejak saat itu, di bawah pengaruh ayahnya, Arya pun menjadi sangat menyayangi Shella dan tidak bisa lepas dari ibunya.
Setiap kali pulang dari taman kanak-kanak, Arya akan berlari untuk mencium pipi Shella dan bercerita tentang apa yang dia lihat di sekolah.
Pada malam hari, Arya dan ayahnya akan mengelilingi Shella, bercerita sebelum tidur.
Irfan selalu membawakan seikat bunga setiap kali pulang, dan Arya pun menirunya. Dia membawakan bunga untuk Shella setiap hari.
Akan tetapi, meski mereka begitu mencintai Shella, di tahun kelima pernikahan mereka, ayah dan anak ini diam-diam hidup dengan seorang sekretaris perempuan, Kiara Jiwono, dan memiliki keluarga lain di luar.
Suaminya membelikan Kiara sebuah vila di Teluk Layur, dengan sertifikat kepemilikan atas nama mereka berdua, dan mereka sering bertemu secara diam-diam siang dan malam.
Arya akan membawa hadiah setiap kali pergi menemui Kiara, bahkan menciumnya juga sambil berkata, "Aku paling sayang sama Tante Kiara."
Bahkan, sering kali mereka diam-diam pergi menemani Kiara saat Shella sudah tertidur.
Janji-janji mereka seperti api yang padam. Jadi, ketika mengetahui semua kebenarannya, dia tidak ingin tinggal di dunia ini lagi.
Dia juga sudah tidak menginginkan kedua ayah dan anak ini.
Shella mengusap air mata di sudut matanya, membalikkan foto keluarga di atas meja, lalu bangkit dan naik ke lantai atas untuk mulai mengemas barang-barang.
Dia mengemas semua barang yang diberikan oleh ayah dan anak itu selama bertahun-tahun, semuanya penuh hingga dua koper besar.
Setelah semua barang dikemas, seluruh vila langsung terasa kosong. Ujungnya terlihat jelas, mirip seperti pernikahannya selama lima tahun ini.
Saat dua kardus dipindahkan ke depan pintu, kurir yang sudah dipesan pun datang untuk mengambil kirimannya.
Shella mengirimkan alamat Kiara ke ponsel kurir dan memberi pengingat.
"Tolong kirimkan paket ke tempat ini setengah bulan lagi."
"Lalu tolong sampaikan satu pesan kepada penerima, bilang bahwa barang-barang ini aku hadiahkan untuknya, bersama dengan suami dan anakku, semuanya juga aku berikan padanya."
"Shella, apa yang kamu berikan padanya?"
Begitu mendengar itu, Shella langsung menoleh dan melihat Irfan serta Arya berdiri di pintu. Satu orang dewasa dan satu anak kecil, memegang dua buket bunga yang belum mekar.