Bab 97 Takut Sekali
Keesokan paginya, aku terbangun oleh suara dering telepon.
Remy yang menelepon.
Dia bilang dia sudah berada di bandara, akan pulang sebentar ke rumah, lalu harus berangkat ke luar negeri untuk pelatihan selama dua tahun.
Aku mendoakan dia selamat dalam perjalanannya.
Kami sudah mengucapkan banyak kata perpisahan tadi malam di pesta perpisahan.
Jadi kami hanya berbicara sebentar sebelum menutup telepon.
Mendengar suasana di luar kamar yang sunyi, aku pikir Chris masih belum bangun. Jadi aku berencana untuk menyelinap pergi. Namun, begitu keluar dari kamar, aku melihat Chris yang mengenakan pakaian rumah berwarna gelap, sedang memasak bubur di dapur terbuka.
Pemandangan itu cukup mengesankan.
Suasana kehidupan yang sederhana terpancar jelas.
Seperti kehidupan pernikahan manis yang pernah aku bayangkan.
Sayangnya.
Aku dan Chris tidak akan pernah memiliki hari seperti itu. Karena di hatinya hanya ada kekasihnya.
Aku memikirkan bahwa dia tidak hanya bisa memasak.
Namun, dia juga akan menyua
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda