Bab 85 Tertekan
Berita tentang pertandingan yang tidak seimbang antara aku dan Winda segera menyebar.
Ada yang mengatakan aku bodoh karena terlalu serius. Ada yang bilang aku terlalu percaya diri. Ada juga yang mengecam Winda karena tidak sportif. Pendapat yang beragam pun bermunculan.
Remy yang sibuk dengan pelatihan, juga mendengar tentang hal ini.
Menjelang malam.
Dia menghentikanku dalam perjalanan ke kantin.
"Amelia, kamu nggak boleh bertindak gegabah. Kalau kamu kalah, konsekuensinya terlalu besar. Aku sudah menjelaskan di grup teman-teman SMA kita. Lagi pula, malam itu bukan hanya ada kita berdua, ada banyak teman lain yang bisa menjadi saksi. Kita nggak perlu takut pada gosip kalau kita nggak melakukan kesalahan!" ujar Remy.
Remy menatapku dengan ekspresi yang rumit.
Ada kekhawatiran, kegembiraan, juga sedikit kekecewaan yang tersembunyi.
Kegembiraannya adalah karena bisa bertemu denganku.
Kekhawatirannya adalah karena takut aku akan kalah hingga harus keluar dari sekolah. Ini akan membuatku h
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda