Bab 84 Amelia, Kamu Keterlaluan
"Lalu bagaimana kalau kamu yang kalah?" Semangat bertarung di mataku mulai menyala.
Siapa sangka Winda malah berkata, "Kamu tadi bilang, kalau aku kalah, aku harus minta maaf padamu, 'kan? Kamu nggak bilang apa-apa soal keluar dari sekolah. Jadi tentu saja aku nggak perlu melakukannya."
Tidak heran Lucy dan dirinya adalah saudara.
Dia, Valen, juga Lucy. Semuanya sama saja.
Mereka punya hati yang busuk, pandangan hidup mereka juga aneh.
Bagaimanapun juga, saat ini hanya ada kami berdua di dalam kelas. Aku berjalan ke papan tulis, merangkum situasinya untuknya.
"Kalau kamu kalah, kamu hanya perlu minta maaf. Tapi kalau aku yang kalah, aku nggak hanya harus minta maaf, tapi juga keluar dari sekolah secara sukarela. Apa menurutmu ini adil?" tanyaku.
Aku menekankan perbedaannya, menggambar garis horizontal dengan kapur di antara dua kondisi itu, agar Winda benar-benar memperhatikannya.
"Amelia, kalau kamu nggak berani bertanding, bilang saja. Kenapa harus mengelak?" ujar Winda.
Dia mengangk
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda