Bab 76 Paman, Percayalah Padaku
"Amelia, jangan memprovokasiku tanpa alasan," kata Chris.
Suara Chris terdengar serak, dengan jakun besarnya yang naik turun di depan mataku.
Seolah-olah dia sedang menahan sesuatu.
Ini lebih seperti mengisyaratkan padaku, "Coba gigit, pasti rasanya enak."
Secara refleks, aku menelan ludah.
Belum sempat aku mendekat untuk menggigit, aku menyadari tatapan panas Chris yang masih tertuju pada bibirku saat mendongak.
Astaga.
Jantungku berdetak lebih cepat tak terkendali.
Meski dia tidak menunjukkan niat untuk menciumku, wajahku memanas. Aku merasa seolah-olah mengharapkannya.
Rasanya seperti kehilangan kendali
Tak ada pikiran lain di kepalaku.
Hanya satu keinginan untuk menciumnya!
Untungnya, suara dering ponsel tiba-tiba memecahkan lamunanku yang makin liar.
"Ingat identitasmu," kata Chris.
Chris mengangkat tangannya untuk mengetuk dahiku. Kemudian, dia mengambil teleponnya sambil berjalan menuju jendela prancis. Sosoknya yang tinggi dan ramping memberi rasa aman yang sangat besar.
Aku me
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda