Bab 64 Kebahagiaan Datang Terlalu Cepat
Malam itu.
Clarissa baru pulang menjelang tengah malam, dengan mata yang merah seolah-olah habis menangis.
Aku mengenakan sandal sambil mendekati Clarissa, lalu bertanya, "Sayangku, siapa yang membuatmu menangis? Apakah itu Adam?"
Clarissa menggigit bibirnya, tapi tidak mengatakan apa-apa.
Aku langsung marah. Aku mengambil ponsel dari bawah bantal, mencari kontak Adam, lalu hampir saja menekan tombol panggilan untuk menanyainya.
Namun, Clarissa tiba-tiba menangis keras pada saat ini.
Tangisannya penuh dengan kesedihan. Aku menenangkannya selama beberapa saat, hingga akhirnya Clarissa mengungkapkan alasannya dengan suara yang serak.
Ternyata, Clarissa dan Adam adalah kakak beradik.
Namun, mereka tidak ada hubungan darah.
Sepuluh tahun yang lalu, Clarissa ikut dengan ibunya yang menikah lagi. Ternyata ibunya menikah dengan ayah Adam. Kedua anak dari keluarga yang baru terbentuk ini terpaksa hidup di bawah satu atap.
Saat itu, Clarissa baru berusia tujuh atau delapan tahun.
Di lingkungan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda