Bab 89
Jinan bertanya, "Menurutmu, aku bohong?"
Xena menggeleng saja. "Kamu orang yang selalu menepati janji."
Jinan tersenyum dan bangkit berjalan ke ruang kerja. Tidak lama kemudian, dia mengeluarkan seamplop dokumen dan menyerahkannya pada Xena. "Kasusnya lumayan rumit. Pelajari dengan baik di rumah."
Xena mengangguk. "Terima kasih, Pak Jinan ..."
"Nggak perlu berterima kasih." Jinan menatapnya penuh arti. "Simpan untuk nanti, biar lebih besar lagi terima kasihnya."
Namun, mengapa Xena tiba-tiba merasa sedang menjebak diri sendiri?
"Tapi, bagaimana kalau aku nggak bisa memenuhi harapan Pak Jinan nanti?" Xena tiba-tiba merasa khawatir.
Jinan menyandarkan punggungnya di sofa. "Cukup terima kasih dengan menyerahkan dirimu. Aku menerimanya."
"Hah?"
"Bercanda," balas Jinan misterius, "Tenang saja, aku nggak akan minta sesuatu yang nggak bisa kamu berikan."
Xena tidak terlalu memikirkannya. Lagi pula, Jinan tidak mungkin punya pikiran macam-macam tentang dirinya.
Dia hanya seorang janda, sementa
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda