Bab 88
Tiba di gedung apartemen, mereka kembali ke tempat masing-masing.
Xena langsung berbaring ke tempat tidur. Bukan kelelahan, tetapi memang ingin berbaring saja.
Dia menoleh dan melihat jaket Jinan di gantungan baju.
Perlukah dia mengantarkannya ke rumah Jinan?
Tepat saat itu, dia mendengar pintu diketuk. Satu-satunya orang yang mungkin datang hanya Wina, ingin mengeluh soal kencan butanya yang tidak berjalan lancar. Xena pun membuka pintu. "Kencan butamu ..."
Akan tetapi, yang berdiri di depan pintu adalah Jinan.
Dia terkejut. "Pak Jinan, k-kenapa kamu ke sini?"
Jinan mengangkat tangannya yang memegang kantong plastik. "Ini obat untukmu."
Xena menunduk dan melihat ada obat tetanus serta obat anti-inflamasi di sana.
"Memperhatikan bawahan adalah tugas seorang atasan," ucapnya penuh keterbukaan.
Xena tidak punya pilihan selain menerima pemberian Jinan. "Kalau begitu, terima kasih."
Jinan bergumam mengiakan. "Selamat beristirahat."
Xena mengangguk balik. "Ya, selamat malam."
Jinan mengangg
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda