Bab 76
"Salah satu klien yang mengundangku," jawab Xena.
Wina mulai penasaran. "Pria atau wanita? Tampan nggak?"
Xena tidak menjawabnya.
Dia tidak tahu harus berkata apa.
"Apa isi otakmu, sih?"
"Pengacara Xena." Cissa masih menunggunya.
"Kak Cissa." Xena tersenyum. "Sepertinya, temanku mabuk …"
"Aku nggak mabuk." Wina tiba-tiba berdiri tegap, lalu kembali bicara, "Aku baik-baik saja."
"Temannya Pengacara Xena adalah temanku juga. Bagaimana kalau bareng saja?" tawar Cissa.
Tanpa menunggu persetujuan Xena, Wina langsung berkata, "Boleh, boleh."
Xena melihat Wina dengan pasrah dan agak lucu.
Dulu, ruang VIP adalah milik suaminya. Sekarang, ruangan itu sudah menjadi miliknya. Dengan bangga, Cissa pun membuat pengumuman, "Hari ini, kita senang-senang saja. Aku traktir."
Wina tentu tidak ragu. Dia sudah sangat akrab dengan semua layanan di tempat ini.
Tempat ini merupakan surga bagi pria, sekaligus "tempat penuh kelembutan" bagi wanita.
"Mulai dengan layanan lengkap saja."
Xena dan Cissa tampak bin
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda