Bab 51
Wajah Santi seketika merah padam.
"Anak kurang ajar!" teriak Santi murka, wajahnya kebiruan. Matanya tampak melotot, menunjukkan betapa kuat amarahnya.
Xena selalu sabar dengan perlakuan Santi guna menghormati Sandy.
Kini, status mereka sudah bercerai.
Masih perlukah baginya menahan amarah?
"Kalau kamu menyebutnya etika, teriak-teriak seperti ini kamu anggap beretika, ya? Oh, kalau itu maksudmu, lebih baik aku nggak punya etika sama sekali," jelas Xena tenang, tanpa ragu sedikit pun.
Santi makin kesal sambil membalas, "Xena, jangan sok pintar! Anakku nggak akan pernah mau lagi sama kamu. Entah menangis atau memohon, jangan harap bisa kembali ke rumah keluarga Santosa. Sekarang, anakku sedang memacari putri keluarga Jaelani, mereka mau menikah! Kamu cuma wanita yang sudah dibuang anakku, mantan istri buangan. Jadi, aku ingin lihat yang akan kamu lakukan di masa depan!”
Santi makin geram, bahkan ucapannya makin tidak terkendali.
Wajah Xena pucat pasi. Tangannya terkulai di samping tubuh
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda