Bab 44
"Masa bodoh." Yifan melirik Yulian dengan sinis. "Kapan kamu pernah melihatku benar-benar tertarik pada seorang wanita? Ini hanya main-main saja."
Yuda tidak tahan mendengar mereka, lalu berdiri. "Kalian lanjut makan saja."
"Eh, habis makan baru pergi." Yulian menahannya. "Kamu 'kan sudah tahu kalau Yifan memang begitu."
"Aku nggak enak dengarnya," balas Yuda.
"Baiklah, nggak akan dibahas lagi," ucap Yifan juga merasa bosan dengan topik ini.
Drrt drrt …
Ponsel Sandy bergetar. Dia melihat nama Yumna di layar dan langsung memutus panggilan itu.
Yulian mengangkat dagunya. "Sandy, kamu ini sebenarnya sedang menghindar dari tantemu, atau marah, apa memang serius?"
Dia berhenti sejenak lalu melanjutkan, "Tapi kalau dipikir-pikir, Yumna itu cinta banget sama kamu. Sudah berapa tahun coba? Dia masih saja tergila-gila padamu. Jangan-jangan dia sengaja pulang dari luar negeri begitu tahu kamu sudah cerai?"
Mereka semua sudah tahu bahwa Yumna menyukai Sandy.
Sandy tidak menjawab.
Sebenarnya waktu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda