Bab 100
"Lebih baik jangan," kata Dhanu. "Kelihatannya, mereka berdua belum lama pacaran. Kalau kita terlalu mengamati, takutnya menekan putri kita. Kalau nanti sampai ke tahap membicarakan pernikahan, baru kita cari tahu lebih dalam. Aku nggak terlalu peduli dengan pekerjaan atau penghasilan si pria. Yang penting adalah kepribadian baik, tanggung jawab, dan menyayangi Xena dengan tulus. Itu sudah cukup bagiku."
Melihat pengalaman Xena dengan Sandy, Cindy bisa bersikap lebih bijaksana. "Benar, kepribadian paling penting. Mengenai uang, itu cuma hal duniawi. Yang penting cukup untuk hidup."
Dhanu terharu mendengar istrinya berkata itu, lalu dia merangkul Cindy penuh kasih.
Cindy refleks mendorongnya. "Ada banyak orang di sini. Kamu ini apaan, sih? Malu dilihat orang!"
"Siapa bilang kalau sudah tua nggak boleh kasih lihat cinta?" tanya Dhanu, buru-buru membalas sang istri.
Wajah Cindy pun merona. Dia tidak biasa mendengar pernyataan romantis seperti itu dari suaminya.
Lantas, dia menunduk malu d
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda