Bab 42 Mengamuk
Lagi dan lagi.
Nada bicara dan ucapan Bernard seolah-olah menyalahkan Chyntia sebagai pihak yang bersalah.
Bukankah memang sudah seharusnya dia memutuskan hubungan dengan wanita lain?
Orang yang bersalah adalah dia.
Chyntia menggelengkan kepala, lalu berkata dengan dingin, "Bernard, kamu benar-benar kekanak-kanakan. Dari awal sampai akhir, kamu nggak pernah sadar di mana kesalahanmu. Kamu nggak pernah menunjukkan rasa hormat sedikit pun kepadaku. Kamu dan orang-orang di sekitarmu selalu menganggapku seperti anjing pengikutmu, bahan candaan di meja minum kalian, merendahkanku seolah aku bukan apa-apa."
Senyum di sudut bibir Bernard langsung lenyap, bibirnya terkatup rapat.
"Itu hanya bercanda, aku nggak tahu ... "
"Bercanda?" Chyntia memotong ucapannya, nada suaranya dingin penuh sindiran, matanya mulai memerah. "Apa aku ini orang yang begitu hina? Kenapa harus jadi bahan candaan kalian?"
Tatapan Bernard sempat terlihat panik sesaat. Dia berkata, "Mulai sekarang, aku nggak akan membiark
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda