Bab 77
Tidak jelas setelah berapa lama, Aldi akhirnya keluar dari ruang kerja mengikuti Dhiera, namun wajahnya terlihat sangat dingin.
Aldi berjalan ke meja dan langsung mengambil pulpen lalu menandatangani perjanjian tersebut. Tatapan matanya saat menatap Serina terasa sangat dingin seperti es.
"Serina, apakah kamu puas sekarang?" kata Aldi.
Serina sama sekali tidak terpengaruh, dia tersenyum dengan santai lalu berkata, "Sangat memuaskan."
Serina menandatangani perjanjian itu. Ketika hendak menyimpan perjanjian perceraian, tangan panjang Aldi bergerak lebih cepat, meraih perjanjian tersebut.
Jantung Serina berdebar-debar, khawatir akan ada masalah lebih lanjut. Dia menatap Aldi, "Pak Aldi, mungkin lebih baik aku yang menyimpan perjanjian perceraian ini."
"Aku tidak bisa mempercayaimu."
"Apa maksudnya?" kata Serina.
Serina mengerutkan kening dan menatap Aldi dengan bingung.
Aldi tertawa dingin, "Akhirnya kamu bisa membuat nenek memberimu 10% saham Grup Barata. Kalau saja aku merasa ada yang a
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda