Bab 757
Andrian dengan hati-hati meletakkan Cindy di sofa, dengan tatapan khawatir di matanya.
Anak ini sungguh menderita memiliki ibu seperti Merina yang hanya menganggapnya sebagai alat untuk mendekati Aldi dan sama sekali tidak menganggapnya sebagai putri kandung.
"Tanyakan pada orang lain apakah ada yang membawa obat penurun demam atau semacamnya. Kalau nggak, cari handuk basah."
"Oke."
Setengah jam kemudian, dokter keluarga memberi Cindy infus dan tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Pak Aldi, kenapa demam Nona Cindy berlangsung lama? Suhu yang aku ukur tadi adalah 39,3 derajat. Kalau demamnya terus seperti ini, mungkin bisa menyebabkan kerusakan permanen pada otak."
Wajah Aldi muram, "Baiklah, Andrian, tolong antar Dokter Wonogi."
Setelah mengirim Dokter Wonogi pulang, Andrian dengan jelas merasakan bahwa seluruh kantor diselimuti oleh tekanan rendah.
"Pak Aldi ...."
"Segera hubungi Merina, suruh dia datang ke sini! Kalau dia nggak mau datang, Cindy nggak akan ada hubungan lagi dengan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda