Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 218

Serina menunduk, mengangguk dan berkata, "Oke." Setelah Sandara pergi, Serina menelepon Wardoyo. Setelah mengetahui bahwa Desa Dasa sudah stabil, dia berkata, "Pak Wardoyo, nggak perlu khawatir tentang produksi kain. Itu bisa dimulai setelah banjir surut." "Oke, terima kasih, Nona Serina, atas pengertianmu." Setelah menutup panggilan telepon, Serina menerima panggilan telepon dari Aldi. "Ayo makan siang bersama?" Serina mengerucutkan bibir, "Grup Barata agak jauh dari Madelinne, mungkin nggak keburu." "Aku berangkat dari Grup Barata setengah jam lebih awal." "Pak Aldi, aku belum putuskan." Aldi terkekeh dan berbisik, "Aku hanya ingin makan bersamamu. Aku nggak bermaksud menanyakan jawaban." "Oke, kamu mau makan apa?" "Seharusnya aku yang menanyakan ini, 'kan?" Mendengar senyuman di nada Aldi, detak jantung Serina pun semakin cepat, "Terserah." "Bagaimana kalau makan makanan Siriga?" Tanpa sadar tangan Serina yang memegang ponsel terkepal, "Pak Aldi, kamu nggak perlu sengaja menyenangka

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.