Bab 46
Hania langsung berhenti dan menoleh pada Jamal.
"Apa kamu nggak berpikir aku ini wanita jahat?"
Dia ingin sebuah jawaban, tetapi dia pun takut untuk mendengarnya.
Jamal menatap mata Hania. "Wanita jahat nggak akan membelaku saat diintimidasi."
Hania tersenyum dengan mata berkaca-kaca, membuat hati orang yang melihatnya merasa terenyuh.
"Pak Jamal, terima kasih sudah percaya padaku."
Dia menahan dirinya dan tidak menjawab.
'Percaya padanya?'
Jamal sendiri tidak yakin.
Namun, setelah beberapa hari bersama, dia merasa Hania bukan tipe orang seperti itu.
Tentu saja, dia juga tidak ingin percaya penilaiannya bisa seburuk itu.
Pernikahannya dengan wanita materialistis sudah menjadi bahan gosip di antara teman-teman Chiko.
Dia masih berharap bisa memperbaiki reputasinya.
Setuju untuk pulang bersamanya adalah cara yang tepat untuk memastikan apakah kata-katanya benar atau tidak.
Kebetulan, urusan perusahaan juga sudah hampir selesai. Jadi, dia punya waktu luang.
"Saat masuk tadi, katanya kamu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda