Bab 733
"Aku baik-baik saja, nggak perlu kamu khawatirkan. Pak Illias, cepat pulang. Jangan sampai ada yang nggak sabar menunggumu."
Aku melirik ke belakang Illias dengan ekspresi mata dingin.
Riris berdiri beberapa meter dari kami. Tatapan matanya dingin.
Sejak awal, aku merasa Riris aneh karena terlalu antusias. Kemudian, dikarenakan beberapa hal, aku berangsur-angsur mengetahui sifat aslinya yang kejam.
Pada saat itu, Riris seperti seekor ular berbisa di mataku.
Pada saat ini, di bawah pantulan cahaya lampu, Riris tampak lebih seperti seekor ular berbisa yang menjulurkan lidahnya.
Bengis, keji, dan jelek!
Aku benar-benar tidak mengerti mengapa kakakku bisa cinta mati pada wanita seperti itu, bahkan terus meyakini bahwa Riris sangat baik.
Kakakku sudah tak terselamatkan.
Illias mengikuti arah tatapanku ke belakang.
Aku tidak ingin menghiraukan Illias lagi. Aku berjalan menuju parkiran sambil menggandeng tangan Bella.
Illias buru-buru menghentikanku.
Illias menatap lurus padaku dan berkata de

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda