Bab 641
Aku tidak menghiraukan kakakku.
Kakak merapatkan bibir dan maju untuk memegangiku. "Sudah, nggak bisa ketemu hari ini, tapi masih ada banyak kesempatan lagi. Apa yang kamu takutkan?"
"Minggir!"
Aku dengan marah menepis tangan kakak, lalu berjalan ke luar.
Aku terburu-buru ingin mengetahui siapa pacar kakak untuk memastikan apakah sumber donor ginjal ibu bermasalah atau tidak.
Akan tetapi, kakak sama sekali tidak mengerti.
Bahkan ketika aku memberitahukan semua ini dengannya, kakak menegurku karena terlalu skeptis dan berprasangka buruk terhadap pacarnya.
Intinya, aku tidak ingin berbicara dengan Illias lagi saat ini.
Orang yang cinta buta benar-benar mengerikan.
Aku sangat marah.
Kakak mengikuti ke bawah. Melihatku berjalan menuju pinggir jalan tanpa menoleh ke belakang, kakak buru-buru menarikku. "Kamu mau ke mana? Ayo, aku bawa kamu pulang."
Aku mengentakkan tangannya. "Nggak usah, kamu pulang sendiri saja!"
"Aduh, kamu mau apa lagi?"
Kakak memelototiku. Wajahnya yang tampan penuh ke

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda