Bab 544
"Lebih baik jangan." Ibuku berkata dengan mata berkilat.
Begitu melihat ekspresi sedih dan tabah di wajahnya, hatiku mulai menjadi muram.
Aku tahu ayah pasti akan selalu membuat orang khawatir.
Kakak juga bilang kalau bisnis ayah berada di jalur yang benar dan kehidupan keluarga kami akan menjadi semakin baik lagi.
Sekarang sepertinya ibuku takut dia khawatir, jadi dia sengaja berbohong padanya.
Ibuku adalah wanita lemah dan akan menelan semua kesedihannya.
Lihat saja apakah dia akan menangis kalau hari ini aku tidak kembali.
Aku mengambil ponsel di atas meja dan berkata, "Aku akan menelepon kalau kamu nggak mau. Aku sudah lama nggak ketemu ayah, kebetulan bisa menyuruhnya untuk pulang hari ini dan makan bersama."
"Hei, Mei, jangan ...."
Ibuku sangat ingin merebut ponselku, jadi aku membalikkan tubuh ke samping dan segera menghubungi nomor ayahku.
Melihat dia tidak bisa menghentikanku, ibuku menutupi wajahnya dan menangis.
Melihatnya seperti ini membuatku marah dan sakit hati.
Telepon
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda