Bab 463
"Hah? A ... aku nggak punya tujuan apa pun." Aku tanpa sadar berkata kepadanya.
Akan tetapi begitu aku selesai berbicara, jari-jarinya semakin mengencang.
Aku meremas tangannya dengan tidak nyaman, "Carson, jangan begini. Kalau ada sesuatu, bicarakanlah baik-baik."
"Kalau kamu nggak mengatakan yang sebenarnya, apa lagi yang bisa dibicarakan?" Pria itu mendengus dingin.
Aku menjilat bibirku dan berkata dengan susah payah, "Bukannya aku nggak mengatakan yang sebenarnya, tapi kamu nggak percaya."
"Yang kamu katakan itu seperti membohongi orang bodoh dan kamu masih ingin aku percaya? Heh ...." Pria itu tertawa sinis, "Meisya, apa kamu pikir aku ini mudah ditipu? Hm?"
Sepasang mata gelap pria itu suram dan setajam pisau.
Dia tiba-tiba mendekat ke arahku dan tertawa.
"Makanan apa yang belum pernah kamu coba sejak kecil? Kok tiba-tiba ingin makan makanan bergizi? Kalau berbohong ya harus lebih meyakinkan, bukan?"
Pria itu mencibir sambil mencekik leherku dengan satu tangan dan tangan lainnya
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda