Bab 45
Kamarku gelap gulita. Selain diriku, tidak ada orang lain di kamar yang sunyi ini.
Carson belum pulang?
Aku buru-buru turun dari ranjang dan berlari ke luar.
Aku nyaris jatuh dari tangga karena kakiku lemas.
Bibi Sita sedang mengemasi ruang keluarga. Begitu melihatku, dia bertanya, "Nona sudah bangun? Sudah lapar, 'kan? Mau makan apa? Aku masakkan."
Aku menggelengkan kepala karena tidak punya selera makan. Aku bertanya, "Carson sudah pulang belum?"
"Belum," jawab Bibi Sita. "Nona mau Tuan pulang? Aku telepon sekarang."
"Nggak perlu, nggak perlu!" Aku bergegas melambaikan tangan.
Melihat rumah yang kosong, aku baru sadar bahwa aku bermimpi tadi.
Aku memimpikan Carson, memimpikan Carson menghinaku.
Angin malam yang berembus ke dalam dari jendela membuatku merinding. Aku baru sadar bahwa tubuhku dibasahi keringat.
Aku menyeka keringat di wajahku dan pergi ke lantai atas dengan sedih.
Sudah jam sembilan lewat, sepertinya Carson tidak akan pulang malam ini.
Sekembalinya ke kamar, aku pergi
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda