Bab 437
"Jika menginjak harga diriku adalah tujuan akhir yang kamu inginkan, baiklah .... Aku akan puaskan kamu."
Aku mengutarakan apa yang ada di dalam benakku.
Selesai berkata, lututku perlahan-lahan menekuk hingga akhirnya aku berlutut di atas karpet lembut, di hadapannya.
Aku memohon padanya, "Dulu, itu adalah kesalahanku. Aku nggak seharusnya perlakukan kamu seperti itu. Aku mohon ... kasih aku seteguk air."
Ini pertama kalinya dalam hidupku aku berlutut pada seseorang, pertama kalinya aku memohon dengan begitu merendah.
Dengan berlutut, tiga tahun penghinaan dan penindasan itu seharusnya sudah terbayar.
Jadi, seharusnya dia tidak begitu membenciku lagi, 'kan?
Namun, mengapa di matanya, kebencian dan sikap dingin itu justru makin tebal?
Dia menatapku dari atas, dengan kebencian yang begitu dalam, seakan ingin menelanku bulat-bulat.
Jadi, seberapa besar dia membenciku, sebenarnya?
Dia perlahan menunduk, jemari panjangnya mengangkat daguku, suaranya terdengar dingin dan menusuk saat dia ter
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda