Bab 408
Sambil diam-diam merasa lega, pria itu tiba-tiba melihat ke arahku.
Aku langsung merapatkan bibir dan dengan cepat menarik kaca jendela.
Aku berbalik dan bersandar di jendela, mengingat kembali mimpi buruk tadi.
Di dalam mimpi, aku dikurung dalam kegelapan tanpa akhir, lalu ada adegan menyakitkan di mana dia dan Riris mencoba merebut bayiku.
Memikirkan adegan itu membuatku menggigil.
Aku menundukkan wajah ke dalam telapak tangan, merasa cemas dan tidak berdaya.
Sisa malam itu aku tidur dengan tidak tenang, terbangun berkali-kali, dan setiap kali bangun, hatiku terasa sangat kacau.
Hanya saat tanganku menyentuh perutku yang sedikit membuncit, merasakan kehadiran kedua bayi itu, hatiku sedikit tenang.
Namun, setiap kali terpikir bahwa pria itu akan segera tahu tentang kehamilanku dan akan merebut bayiku, hatiku terasa sangat sakit.
Terkadang, aku sungguh membencinya. Mengapa dia harus begitu kejam terhadapku?
Itu bayi-bayiku, atas dasar apa dia ingin merebutnya dariku?
Air mata jatuh tan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda